Adujak Nasional Panggung Baru untuk Generasi Muda Indonesia

Dimas Senopati, (foto:istimewa/red).

Kabar menggembirakan datang dari Kota Gurindam, Tanjung Pinang. Tahun 2025, kota ini akan menjadi tuan rumah Ajang Duta Generasi Berencana (Adujak) Nasional, yang dihadiri oleh Dimas Senopati dan sekitar 500 remaja dari seluruh Indonesia.

Sebuah kehormatan besar, sekaligus tantangan berharga bagi Tanjung Pinang untuk menegaskan jati dirinya sebagai kota yang berbudaya, ramah, dan inspiratif bagi generasi muda .

Menjadi tuan rumah ajang nasional bukan sekadar urusan logistik dan seremoni. Ini adalah soal identitas.

Bagaimana kota kecil di ujung selatan Sumatra ini menyiapkan diri bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental dan moral. Apakah Tanjung Pinang siap memperlihatkan wajah terbaiknya dari keramahan masyarakat, kebersihan lingkungan, hingga pelestarian nilai budaya lokal yang selama ini menjadi kebanggaan?

Adujak bukan ajang selebrasi semata. Ia adalah ruang tumbuh bagi generasi muda untuk mengasah kepemimpinan, kreativitas, dan kepedulian sosial. Ketika kegiatan ini diselenggarakan di Tanjung Pinang, remaja setempat punya peluang emas untuk belajar dan berbagi gagasan dengan teman sebaya dari seluruh nusantara.

Pertemuan lintas daerah ini bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkuat rasa kebangsaan bahwa Indonesia dibangun dari semangat muda yang beragam, namun saling menghargai.

Lebih jauh, kehadiran ratusan peserta dari luar daerah tentu membawa dampak positif bagi ekonomi dan pariwisata lokal.

Bayangkan, betapa besar potensi promosi budaya dan wisata yang bisa muncul—dari Pulau Penyengat yang sarat sejarah, Pantai Trikora yang memesona, hingga kuliner Melayu yang menggoda lidah. Namun, promosi yang sesungguhnya tidak terletak pada brosur atau baliho, melainkan pada keramahan dan ketulusan masyarakatnya dalam menyambut tamu.

Tanjung Pinang memiliki peluang besar untuk menunjukkan bahwa kota kecil pun bisa berpikir besar. Momentum Adujak harus dimanfaatkan bukan hanya sebagai acara tahunan, tetapi sebagai titik awal perubahan: membangkitkan semangat kolaborasi, memperkuat karakter remaja, dan meneguhkan nilai gotong royong yang mulai pudar di era digital.

Menjadi tuan rumah Adujak Nasional 2025 bukan sekadar prestasi administratif. Ia adalah manifestasi kepercayaan. Dan kepercayaan itu harus dibalas dengan kesiapan, kehangatan, serta kebanggaan yang tulus. Tanjung Pinang kini punya kesempatan langka untuk menulis bab baru dalam sejarahnya bahwa dari kota kecil, bisa lahir inspirasi besar bagi Indonesia yang lebih berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing.

 

Penulis: Wila Rahma Elvita/redaksi