Bisa Digunakan di Malaysia, Transaksi QRIS di Kepri Naik 114,77 Persen

Batam – Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, mengungkapkan perkembangan terbaru alat transaksi non tuna, Quick Response Code Indonesia Standard atau biasa disingkat QRIS. Setelah bisa digunakan di beberapa negara, terutama di Malaysia, Philippina dan Thailand, transaksi QRIS meningkat tajam, hingga 114,77 persen.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah, Taufik Ariesta mengungkapkan hal itu, Senin (12/8/2023). Taufik didampingi didampingi Kepala Tim Implementasi KEKDA, Miftahul Choiri. Dimana, diakui, transaksi QRIS di wilayah Provinsi Kepri secara tahunan mengalami peningkatan.

“Tercatat, nilai transkasi, Januari sampai Desember 2022 mencapai Rp670 Miliar. Sementara hingga April 2023, tercatat mencapai Rp679,94 miliar atau naik 114,77 persen secara year to date (ytd),” katanya.

Sementara untuk volume transaksinya juga mengalami peningkatan. Dimana pada 2022 diketahuinya volumenya mencapai 5,8 Juta transaksi. “Sementara hingga April 2023 diketahui mencapai 4,57 juta,” tegas Taufik Ariesta.

Dijelaskan, saat ini BI telah menggandeng sejumlah negara untuk mempermudah transaksi cross border atau lintas negara menggunakan QR Indonesian Standard atau QRIS. Dan saat ini, QRIS sudah dikerjasamakan dengan 4 Bank Sentral yang ada di ASEAN. Diantaranya, Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT)

Dengan kemudahan ini, nantinya masyarakat kedua negara bisa melakukan pembayaran hanya dengan scan QR. Misalnya warna negara Indonesia yang sedang berlibur di Malaysia, Thailand, Singapore dan Indonesia.

Sementara itu, tegasnya lagi, QRIS juga sangat diminati oleh pelaku UMKM dan sangat membantu pelaku usaha dalam bertaransaksi. “QRIS ini sangat membantu pelaku UMKM dalam bertaransaksi dan sangat memudahkan dalam Pencatatan setiap transaksi,” tegasnya.

Perkembangan teknologi saat ini memberikan banyak manfaat dan memudahkan pekerjaan maupun aktivitas kita sehari-hari. Kondisi saat ini tak ubahnya seperti memasuki era baru digitalisasi secara perlahan.

“Perkembangan teknologi berjalan selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta adanya dorongan kebutuhan, seperti kebutuhan kita untuk tetap produktif di tengah pandemi,” bebernya.

Dengan adanya perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan kebutuhan tersebut, lahirlah sebuah inovasi hampir di setiap lini kehidupan. Tak terkecuali, inovasi pada sektor ekonomi keuangan. Kini, hanya dengan menggunakan gawai, transaksi dapat dengan mudah diselesaikan.

QR Cros Border sendiri berperan untuk meningkatkan efisiensi transaksi. Mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, dan menjaga stabilitas makroekonomi dengan memperluas penggunaan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (LCS). 

Bahkan, QR Cros Border disinyalir dapat meningkatkan transaksi UMKM, karena memudahkan konsumen mancanegara untuk bertransaksi saat membeli produk lokal. Begitu pula pada sektor pariwisata, para wisatawan asing nantinya cukup menggunakan QR Cross-border jika ingin bertransaksi saat vakansi di Indonesia.

“Begitu juga jika kita ingin bepergian ke luar negeri. Lewat efisiensi yang ditawarkan, QR Cross-border diharapkan juga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi di berbagai sektor,” imbuh Taufik.