Dua Kota di Kepri Alami Deflasi di Maret 2023

BATAM – Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Suryono mengungkapkan kondisi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kepri. Dua kota daerah di Kepri, mengalami deflasi, setelah satu bulan sebelumnya mengalami inflasi. Deflasi terjadi di Batam dan Tanjungpinang.

Suryono mengungkapkan, Selasa (4/4/2023), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK gabungan 2 Kota di Provinsi Kepulauan Riau pada Maret 2023 mengalami deflasi sebesar 0,29% (mtm). Sementara Februari 2024, kedua kota itu, mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm).

“Deflasi tersebut dipengaruhi penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama aneka sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi hijau, serta cabai merah dan bawang merah,” katanya.

Disebut, penurunan harga disebabkan oleh jumlah pasokan sayuran yang meningkat sejalan dengan kondisi cuaca yang membaik. Kemudian, serta panen cabai merah dan bawang merah di beberapa sentra produksi. Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami inflasi yaitu daging ayam, sotong, rokok kretek filter, emas perhiasan dan angkutan udara.

“Hal ini seiring dengan permintaan yang meningkat pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, serta kenaikan harga rokok kretek filter sebagai dampak lanjutan dari kenaikan cukai rokok,” sambungnya.

Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,32% (mtm) dan 0,04% (mtm). Dengan demikian, secara tahunan, gabungan 2 kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 4,77% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,79% (yoy). Capaian inflasi tahunan tersebut merupakan yang terendah di antara 10 provinsi di Sumatera. 

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau serta TPID Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau terus melakukan upaya untuk menekan inflasi tahunan agar kembali sasaran 3%±1%. Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kepulauan Riau 2023 yang bertema “KEPRI BERSAHABAT” (Berkolaborasi dalam Stabilitas Harga dan Pasokan Bahan pangan Antar Daerah), TPID melaksanakan 7 program utama.

Diantaranya, optimalisasi operasi pasar/pasar murah untuk stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok, pemberian sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas kepada BUMDes, Kelompok Tani, Pondok Pesantren, dan Koperasi Tani. Kemudian, penguatan ketersediaan bahan pangan melalui Kerjasama Antar Daerah baik intra Kepri maupun dengan provinsi lain.

Selanjutnya, penguatan budidaya pangan mandiri, penguatan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk data pangan. Ada penguatan koordinasi dan komunikasi; serta dan fasilitasi distribusi pangan melalui subsidi ongkos angkut.

“Penurunan inflasi pada Maret 2023 tidak terlepas dari sinergi TPID dalam melaksanakan upaya pengendalian inflasi,” bebernya.

Suryono mengatakan, Maret 2023, TPID di Provinsi Kepri telah melaksanakan setidaknya empat High Level Meeting di Kabupaten Lingga, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun. Pertemuan koordinasi tersebut dilakukan secara intensif dengan melibatkan instansi dan lembaga terkait untuk memantau perkembangan inflasi dan melaksanakan upaya pengendaliannya.

Beberapa upaya konkret yang dilakukan antara lain, pelaksanaan business matching antara perwakilan distributor se-Provinsi Kepulauan Riau dengan produsen cabai dan telur di Jawa Timur dan Sumatera Barat. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjalin kerjasama kerja sama antar daerah untuk mewujudkan kestabilan pasokan bagi daerah pembeli dan kestabilan permintaan bagi produsen.

Selain itu, TPID juga melaksanakan operasi pasar atau gelar pangan murah menjelang dan selama Ramadhan antara lain di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan. Selanjutnya, TPID juga memberikan 25 ribu paket cabai merah yang terdiri dari bibit dan pupuk kepada Tim Penggerak PKK Provinsi Kepulauan Riau, yang akan didistribusikan ke seluruh wilayah Kepulauan Riau.

“Serta 2 ribu paket yang sama ke lima Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Lingga. Hal ini diharapkan dapat mendorong ketahanan pangan di level keluarga dan menambah ketersediaan barang khususnya cabai merah,” imbuh dia.

Pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, TPID akan terus melanjutkan implementasi program unggulan GNPIP antara lain, kegiatan operasi pasar atau gelar pangan murah dengan memperhatikan perkembangan harga bahan pangan. Selain itu, TPID juga terus memantau ketersediaan stok, kewajaran harga dan masa kedaluwarsa bahan pokok, termasuk melakukan sidak pasar bersinergi dengan Forkopimda.

“Dengan demikian, inflasi di Provinsi Kepulauan Riau diharapkan dapat dijaga di tingkat yang rendah dan stabil, sehingga dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” harap Suryono.(mbb)