Mempertahankan Produksi Di Tengah Pandemi Covid-19
Sejak WHO menyatakan Corona virus disease (Covid-19) sebagai pandemi global, aktivitas di seluruh dunia terbatas. Ekonomi terseret hingga gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) tak bisa dihindari.
NATUNA – BANYAK pekerja yang dirumahkan hingga PHK. Kesulitan ekonomi dimana-mana baik itu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama pekerja yang jadi korban PHK.
Di tengah pandemi ini, perusahaan harus mampu bertahan. Setidaknya jangan sampai bangkrut. Ada yang gagal, ada yang berhasil mempertahankan eksistensi perusahaannya.
Dari ujung samudra Laut Natuna Utara, sejumlah perusahaan minyak dan gas (Migas) terus memberi harapan. Tidak ada ratapan tangis karyawannya. Tak ada karyawan yang dirumahkan apalagi di-PHK.
Dari tengah lautan itu juga, mereka masih bisa berbagi kebahagiaan untuk masyarakat Natuna yang tinggal di daerah perbatasan itu.
Semua itu karena tekat kuat dalam memperjuangkan perusahaan tetap kokoh. Inilah yang menjadi modal utama agar perusahaan bisa terus berkembang walau di masa pandemi Covid-19 melanda dunia.
Jika pandemi ini menjadi tahun keramat bagi banyak perusahaan di dunia, namun perusahaan yang bergerak di sektor migas di perairan Natuna itu tetap kokoh dan terus mengeksplorasi hasil bumi untuk keperluan masyarakat banyak.
Bagi mereka, laju penyebaran virus ini lah yang harus dihentikan, bukan aktivitas perusahaan. Mereka bekerja dengan kewaspadaan. Pedomannya menjalankan protokol kesehatan.
Mereka bisa hidup berdampingan dengan virus ini tanpa menyebar kemana-mana. Sehingga, virus ini tidak sempat menyeberang ke lokasi pengeboran migas di tengah lautan Natuna.
Hingga saat ini, virus ini belum ditemukan di Natuna, termasuk di perusahaan-perusahaan migas di sana. Serba ketat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan modal utama mereka membinasakan virus itu.
Keberhasilan mereka menjaga virus ini tak menyebar akhirnya berbuah manis. Perusahaan terus beroperasi. Produksi tetap jalan. Nasib karyawan terus diperjuangkan agar bisa menghidupi anak, istri dan keluarganya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas atau (SKK) Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) migas dari Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Oil Sea Bv telah membuktikan keberhasilan itu.
Mereka tetap berjuang melawan Covid-19 sekaligus mempertahankan perusahaan tetap beroperasi walau di tengah pandemi.
”Di masa kondisi pandemi Covid-19 ini, tidak hanya sektor hulu migas yang merasakannya. Namun, hampir di semua sektor sejak Covid-19 dinyatakan pandemi global Maret 2020 lalu,” ujar Susana Kurniasih, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas pada kegiatan Webinar bersama Pemerintah Kabupaten Natuna dan seluruh wartawan di Natuna, Kamis (6/8) lalu.
Saat itu, SKK Migas memperbolehkan K3S menutup kantor-kantor mereka yang berada di pusat. Tetapi tidak diperkenankan untuk menghentikan operasional perusahaan di lapangan.
Karyawan tetap bekerja, perusahaan tetap jalan dengan memberlakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan aturan pemerintah.
Dari pembatasan tersebut mereka tetap mengedepankan protokol kesehatan. Waktu libur tetap mengikuti karantina mandiri.
”Pada intinya kita tidak ingin Covid-19 menyebar hingga lokasi pengeboran. Makanya, semua aturan dan anjuran dari pemerintah kita jalankan sepenuhnya,” Susana Kurniasih menjelaskan lebih rinci.
Susana menjabarkan, di masa pandemi Covid-19 ini, SKK Migas bersama K3S berkomitmen untuk tetap berkontribusi walaupun industri migas tengah menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian akibat harga komoditas minyak dunia sedang anjlok.
Kondisi real-nya, penghasilan migas mengalami penurunan sejak masuknya Covid-19 pada Maret lalu ke Indonesia. Jumlah produksi menurun karena banyak pengurangan di sejumlah kegiatan pengeboran.
Dari tahun 2019 lalu, perusahaan minyak dan gas (migas) PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tetap fokus mengejar target produksi migas hingga mencapai sekitar 200 Million Barrel Oil Of Equivalent per Day (MBOEPD).
Pandemi ini tidak akan mengurangi target mereka meski ada sejumlah tantangan bisnis seperti pandemi Korona yang disertai volatilitas harga minyak dunia.
Perusahaan ini tetap berupaya menggenjot produksi migas yang ditargetkan di kisaran 100-105 Million Barrel Oil Of Equivalent per Day (MBOEPD).
Target ini sebenarnya merupakan hasil revisi mengingat sebelumnya MEDC pernah memasang target produksi migas di level 110 MBOEPD di tahun 2020.
”Tahun ini tantangan yang berat dengan turunnya harga minyak dunia dan wabah Covid-19. Namun SKK Migas dan K3S bekerja sama untuk dapat mempertahankan kegiatan jangka pendek dan jangka panjang untuk menunjang capaian target produksi yang sesuai,” ungkapnya.
IOC Inovasi Teknologi Antisipasi Covid-19
Saat ini SKK Migas telah membuat inovasi teknologi dengan membentuk Integrated Operation Center (IOC) yang pada, 31 Desember 2019 diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Arifin Tasrif.
Dengan terbentuknya IOC ini, segala bentuk aktivitas di setiap operasi Hulu Migas dapat terpantau langsung hanya melalui handphone. Tanpa terkecuali aktivitas para pekerja di lapangan setiap hari selalu terkoordinir dengan baik.
Dengan begitu tingkat kedisiplinan para karyawan bisa terpantau hanya melalui handphone. Dengan aplikasi ini, menambah kedisiplinan pekerja di lapangan termasuk makin disiplin menerapkan protokol kesehatan di tempat kerja meski pun belum ada ditemukan virus Korona di sana.
”Kita bersama K3S berkomitmen untuk tetap bertahan dan terus memberikan kebahagiaan dengan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya hingga kini. Hal ini lah yang membuat kita terus bertahan dan berjuang walau di masa pandemi Covid-19,” ucapnya.
Dengan kondisi perusahaan yang tetap eksis dan tidak ada PHK karyawan, setidaknya industri migas ini turut menopang ketahanan ekonomi Indonesia, khususnya Kepri. Mereka tidak ikut menyumbang tambahan pengangguran di Provinsi Kepri ini.
Selain itu, SKK Migas bersama K3S dari Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Oil Sea Bv berkomitmen akan terus berusaha semaksimal mungkin memberikan kontribusi ke pemerintah daerah guna pengembangan pembangunan serta menyalurkan bantuan di masa pandemi Covid-19.
”Kita juga telah menyerahkan bantuan sebanyak 1.000 paket lebih sembako kepada pemerintah daerah untuk masyarakat kurang mampu dan orangtua jompo yang terdampak pandemi Covid-19. Walau kondisi sulit, kita ikut merasakan kesulitan mereka. Kita tetap perjuangkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Bupati Natuna Hamid Rizal mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak terutama SKK Migas bersama K3S dari Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Oil Sea Bv yang telah menyumbangkan bantuan sembako yang dapat bermanfaat untuk masyarakatnya.
”Dengan adanya bantuan melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari pihak SKK Migas dan K3S, saya sangat berterimakasih. Setidaknya bantuan ini dapat meringankan pemerintah dan membantu masyarakat kami di ujung utara Natuna ini,” paparnya lagi.
Acungan jempol juga disampaikan oleh anggota Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Hadi Candra yang turut mengikuti kunjungan Bupati Natuna ke Kecamatan Midai dalam rangka menyerahkan bantuan sembako dari SKK Migas dan K3S, baru-baru ini.
Hadi Candra mengapresiasi upaya Bupati Natuna dalam membantu masyarakat sehubungan dengan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ini dengan cara menyalurkan bantuan-bantuan yang bersumber dari APBD dan dan perusahaan migas.
”Langkah ini patut diacungi jempol, terlebih lagi dengan menghimpun beberapa bantuan dari pihak ketiga. Diataranya bantuan paket sembako dari dana CSR SKK Migas dan K3S diantaranya Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Oil Sea Bv. Tentunya hal ini harus kita apresiasi sebagai upaya meringankan beban masyarakat,” jelasnya.
Ucapan terimakasih terus mengalir dari berbagai pihak kepada SKK Migas serta K3S terutama Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Oil Sea Bv yang masih peduli dan tetap memberikan kebahagian kepada masyarakat di perbatasan NKRI.
Salah satunya Warsinah warga yang mendapatkan bantuan sembako langsung dari penyerahan bantuan paket sembako program CSR dari PT. Medco, Premier Oil dan SKK Migas.
”Di masa sulit dengan ketidakpastian kapan berakhir pandemi Covid-19 ini, masih ada perusahaan yang mau peduli kepada kami masyarakat kecil di ujung utara Kabupaten Natuna ini. Dengan adanya bantuan sembako ini setidaknya kami dapat menyambung hidup bersama anak-anak. Semoga dengan niat baik dan tulus kami ucapkan terimakasih kepada siapa saja yang telah membantu keluarga kami,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ahmadi warga Kota Ranai yang mengaku bangga dan senang di masa pandemi Covid-19 SKK Migas bersama K3S berkomitmen memberikan kebahagian bagi anak-anak di Natuna dengan mengutamakan pembangunan taman bermain dan olahraga untuk anak-anak Natuna.
”Pembangunan taman bermain dan olahraga anak bisa disebut surganya bagi anak-anak Natuna karena selama ini sangat minim taman bermain. Kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada SKK Migas dan K3S yang telah memberikan kebahagiaan bagi warga Natuna,” ucapnya.
Ia mengharapkan, SKK Migas dan K3S tidak pernah merasa bosan dalam membangun Natuna lebih baik lagi. Dan terus mendukung segala kepentingan bagi masyarakat luas.
”Semoga dengan niat tulus yang telah banyak diberikan oleh SKK Migas dan K3S untuk pembangunan Natuna dapat dimanfaatkan hingga anak cucu kita nantinya. Mereka memang peduli sama kami,” pungkasnya.(HARDIANSYAH)