BINTAN – Sehari sebelum Hari Raya Idul Adha dan pemotongan hewan kurban, tim Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan mengingatkan protokol kesehatan 3M.
3M yang dimaksud adalah Menjaga jarak, Memakai masker dan Mencuci tangan pakai sabun. Hal ini wajib dilakukan agar daging kurban steril dan layak dibagikan kepada warga.
drh Iwan Berri Prima, Kasi Kesehatan Hewan DKPP Bintan mengatakan, aturan pemotongan hewan kurban sudah dituangkan dalam protokol kesehatan melalui Surat Edaran Bupati Bintan Nomor 451.11/Setda/521 tahun 2020, tentang pelaksanaan salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.
”Harus menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing). Pemotongan hewan kurban dilakukan di area yang memungkinkan penerapan jarak fisik. Penyelanggara mengatur kepadatan di lokasi penyembelihan, hanya dihadiri oleh panitia dan pihak yang berkurban,” kata Iwan Berri, Rabu (29/7).
Ia menambahkan, pengaturan jarak antarpanitia pada saat melakukan pemotongan, pengulitan, pencacahan dan pengemasan daging juga diterapkan. Kemudian pendistribusian daging hewan kurban juga dilakukan oleh panitia ke rumah mustahik.
”Panitia kurban juga diperiksa kesehatannya. Seperti pemeriksaan awal yaitu melakukan pengukuran suhu tubuh di setiap pintu/jalur masuk tempat penyembelihan dengan alat pengukur suhu oleh petugas. Panitia yang berada di area penyembelihan dan penanganan daging, tulang, serta jeroan harus dibedakan,” jelasnya.
Dijelaskannya lagi, setiap panitia yang melakukan penyembelihan, pengulitan, pencacahan, pengemasan, dan pendistribusian daging hewan harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan selama di area penyembelihan.
”Penyelenggara hendaklah selalu mengedukasikan para panitia agar tidak menyentuh mata, hidung, mulut, dan telinga, serta sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Kemudian, peralatan yang akan dipergunakan dan setelah dipergunakan harus dibersihkan dengan disinfektan,” tambahnya. (aan)