Tak Berkategori  

Waspadai Flu Babi, DKPP Cek Kesehatan Ternak

BINTAN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan mengecek kesehatan ternak babi di beberapa lokasi di Bintan. Tujuannya sebagai antisipasi penyebaran flu dan demam babi.

Kasus flu babi, barubaru ini merebak di Tiongkok dengan nama G4 EA H1N1. Kemudian, kasus penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever juga merebak. Penyakit ini mengakibatkan kematian cukup tinggi di berbagai peternakan babi di Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur dan beberapa wilayah lainnya.

Khairul, Kepala DKPP Bintan menyebutkan, populasi ternak babi di Bintan cukup banyak. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 1.024 ekor babi yang diternakan di empat kecamatan di Kabupaten Bintan.

”Kami telah cek dan akan kami pantau terus peternakan babi ini. Ada di Kecamatan Bintan Timur, Toapaya, Gunung Kijang dan Teluk Sebong. Secara kontinyu dilakukan pengecekan menyeluruh,” katanya.

drh Iwan Berri Prima Kasi Kesehatan Hewan DKPP Bintan menyampaikan, pihaknya melalui tim kesehatan hewan memiliki tanggung jawab dalam melakukan pengawasan kesehatan hewan di wilayah Bintan. Termasuk di antaranya kesehatan ternak babi.

Apalagi, katanya, ini berkenaan dengan zoonosis atau penyakit pada hewan yang dapat menular ke manusia atau sebaliknya. Penyakit flu babi termasuk kategorizoonosis.

”Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang telah kami lakukan, hingga saat ini kami tidak menemukan kasus penyakit berbahaya pada ternak babi di Bintan. Sehingga dapat kami sampaikan, kondisi ternak babi di Bintan dalam kondisi sehat dan aman,” terangnya, Senin (6/7) kemarin.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya peternak babi agar senantiasa berkomunikasi dengan tim kesehatan hewan Bintan. Jika ditemukan kasus penyakit ada ternak babi, bisa cepat dilakukan penanganan.

Berdasarkan surat Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Provinsi Kepri tanggal 20 April lalu, ada kebijakan penutupan sementara pemasukan ternak babi dan semua produk pangan asal hewan, yang mengandung babi dari Provinsi Sumatera Utara dan provinsi lain. Ini sebagai upaya dan antisipasi masuknya penyakit hewan menular pada ternak babi. (aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *