Presiden RI Joko Widodo bakal meresmikan proyek nasional pembangunan bandar udara di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepri, Agustus mendatang. Saat ini, Bupati Bintan H Apri Sujadi masih mempertimbangkan tiga nama, untuk bandara di Tambelan tersebut.
BINTAN – ”YA, ada tiga yang diusulkan warga Tambelan, untuk nama bandara di Kecamatan Tambelan itu. Dalam waktu dekat, kita usulkan satu nama ke pusat. Saat ini, masih kita pertimbangkan,” kata H Apri Sujadi, Senin (29/6).
Apri menyebutkan, tiga nama bandara yang diajukan tokoh masyarakat Tambelan itu antara lain Kandil Bahar, Sultan Abdullah Muayatsyah dan M Adnan Kasim.
”Mudah-mudahan sudah ditetapkan satu nama bandara di Tambelan itu, sebelum peresmian nanti. Insya Allah, Presiden RI Pak Jokowi yang bakal meresmikan bandara di Tambelan ini,
sekitar Agustus 2020 nanti,” ujar bupati.
Pada kesempatan terpisah, Kabid Pelayaran dan Penerbangan Dinas Perhubungan Provinsi Kepri Tri Musa Yudha membenarkan, bandara di Tambelan direncanakan akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Hal ini berdasarkan surat edaran Menteri Perhubungan Nomor : UM 006/3018/ PHB 2020, tentang penyampaikan daftar kegiatan insfrastuktur transportasi yang akan diresmikan pada tahun 2020. Satu di antaranya termasuk bandara udara di Tambelan.
”Insya Allah bulan Agustus (diresmikan). Namun, mengenai tanggal berapa, belum bisa dipastikan,” sebutnya kepada Tanjungpinang Pos, Senin (29/6) kemarin.
Hingga saat ini, jelas Tri Musa, masih menunggu hasil proving flight dan verifikasi internal, yang sudah diserahkan ke Jakarta. Kemudian akan dievaluasi dan dikoreksi, untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan dan diwujudkan dalam sertifikat bandar udara.
”Kemarin, sudah diuji kesiapan semua fasilitas di bandara Tambelan. Baik dari sisi darat maupun sisi laut. Nah, sekarang masih menunggu hasil uji bandara dari Kemenhub,” ungkapnya.
Bandar udara di Tambelan memiliki luas landasan pacu 1.200 x 30 meter. Bisa dimanfaatkan pesawat jenis ATR dan Cassa. Tahap awal, pelayanan penumpang akan dilayani maskapai penerbangan Susi Air dengan kapasitas 12 seats. Bandara memiliki taxyway 75 x 15 meter, rurning area 8 x 50 meter, apron 100 x 40 meter, gedung terminal 600 meter persegi, runway strip 80 m x 1.200 (kiri kanan), gedung PKP-PK 12m x 12,3 m, dan gedung watch room 36 meter persegi.
Pelayanan penerbangan ditargetkan minimal seminggu dua kali, Selasa dan Sabtu. Penerbangan dari Bandara RHF Kota Tanjungpinang menuju Tambelan. Karena masih disubsidi, harga tiket awal rute Tanjungpinang-Tambelan, senilai Rp345 ribu.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Dabo Singkep Andi Hendra Suryaka saat ditelepon Tri Musa Yudha bersama wartawan TanjungpinangPos menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan segala kesiapan operasional dan peresmian bandara Tambelan, serta administrasi.
Saat ini, menunggu sertifikat bandara sebagai legalitasnya, sebelum dioperasikan. Diperkirakan, awal Juli sertifikat bandara sudah diterbitkan Kementerian Perhubungan RI. Sehingga penerbangan pertama akan dimulai setelah mendapat sertifikat bandara.
”Kalau sertifikatnya dikeluarkan pada awal Juli, maka bandara akan kami operasikan pada bulan Juli juga. Setelah itu, baru diresmikan pada Agustus 2020,” pungkasnya.
Untuk petugas yang melayani di bandara Tambelan, pihak pengelola bandara sudah merekrut 20 orang tenaga kontrak (non PNS), dan sudah mulai bekerja. Mayoritas anak daerah setempat.
”Insya Allah kesiapan operasi dan peresmian sudah siap. Untuk tenaga listrik, kami gunakan genset 100 KVa,” jelas Andi Hendra Suryaka. (fre/cr29)