TANJUNGUBAN – Pihak Dinas Kesehatan dan Gugus Covid-19 Kabupaten Bintan terus melacak (tracing), terhadap orangorang dengan riwayat kontak dengan pasien. Tindakan ini dilakukan setelah ditemukan 4 kasus positif Covid-19 di Tanjunguban, baru-baru ini.
Firman Setiawan, Camat Bintan Utara yang juga Gugus Covid-19 kecamatan mengatakan, Senin (kemarin,red) dilakukan tracing terhadap pekerja Pertamina Tanjunguban. Pihak yang dilakukan tracing adalah kontak dari pria positif Covid-19, yang merupakan pekerja Pertamina dan pihak terkait.
”Jumlahnya puluhan, berapa pastinya kami belum dapat kabarkan, karena pihak Puskesmas sedang memastikan. Nanti setelah dilacak, akan dipilah mana yang akan dilakukan rapid test atau dilakukan swab,” jelasnya, Senin (22/6).
Ia menjelaskan, jumlah orang yang di-tracing akan bertambah. Karena pihak kesehatan sedang mendalami pihak-pihak yang kontak dengan istri pekerja Pertamina, yang juga positif Covid-19 beserta 1 orang anak mereka.
”Nanti akan ada lagi tracing dari pihak istri,” terangnya.
Sementara itu, dari informasi yang didapat Tanjungpinang Pos, pihak kesehatan melakukan tracing terhadap 35 orang pekerja Pertamina, dan juga pihak terkait yang melakukan kontak dengan pasien positif tersebut. Selain itu juga, puluhan rekan istrinya yang juga merupakan warga Komplek Pertamina Tanjunguban, sedang didata untuk di-tracing.
Hingga saat ini, untuk jumlah kasus Covid-19 di Tanjunguban sebanyak 4 kasus. Hingga tracing kemarin, belum ada ditemukan kasus positif baru.
Pengawasan Diperketat
Setelah ditemukannya 4 kasus positif Covid-19 di Tanjunguban, pengawasan kawasan industri Lobam dan pariwisata Lagoi, Bintan diperketat di setiap pintu masuk. Timbul Sianturi, Penasehat Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Bintan membenarkan adanya peningkatan pengawasan di pintu masuk perusahaan tersebut, sejak Senin (22/6).
”Ada peningkatan pengawasan di pintu masuk perusahaan. Tapi kita doakan agar semua aman dan baik-baik saja di sini,” kata Timbul yang juga bekerja di Kawasan Bintan Industri Estat Lobam. Terpisah, Edi seorang pekerja di kawasan pariwisata Lagoi asal Tanjunguban juga mengatakan hal yang sama. Bahkan ia tidak diizinkan masuk hingga waktu yang belum ditentukan.
”Kami dari Tanjunguban tidak bekerja dulu, dan tidak diizinkan masuk hingga waktu yang belum ditentukan. Kami sangat paham kebijakan ini, tentunya untuk kebaikan kawasan,” jelasnya.
Ia mengatakan, temuan kasus Covid-19 di Tanjunguban memang mengejutkan. Ia pun berharap semua pihak untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena temuan kasus tersebut akan berdampak ke wilayah sekitar, apalagi kawasan industri maupun pariwisata.
”Kawasan pariwisata dan industri pastinya sangat penting. Kita harus mendukung kebijakan untuk melindungi kawasan ini, semoga kasus Covid-19 di Bintan segera selesai dan menjadi nol lagi,” harapnya. (aan)