Tak Berkategori  

Bandel, Empat Pelajar SMP Tak Lulus

BINTAN – Masa pandemi Covid-19 tidak menjamin kelulusan bagi pelajar yang bandel, tidak mengikuti ujian dan tak taat aturan sekolah. Empat orang pelajar SMP di Kabupaten Bintan dinyatakan tidak lulus, akibat bandel.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan Tamsir SSi MSi menyebutkan, di Kabupaten Bintan ada 28 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), 4 SMP swasta dan SMP Islam, serta 10 MTs Negeri dan MTs Swasta. Dari 42 SMP sederat itu, 40 sekolah lulus Ujian Nasional 100 persen. Sedangkan 2 SMP tidak lulus 100 persen.

”Yang tidak lulus 100 persen itu, yaitu SMPN 13 dan SMPN 16. Untuk SMPN 13, yang tidak lulus 3 orang siswa. Sedangkan SMPN 16, yang tidak lulus ada 1 orang siswa. Sedangkan sekolah lainnya (40) lulus 100 persen,” sebut Tamsir, Sabtu (6/6).

Jumlah siswa kelas 3 (kelas 9) untuk tingkat SMP dan MTs di Kabupaten Bintan, sebanyak 2.712 siswa. Dari jumlah itu, 4 orang dinyatakan tak lulus, pada saat pengumuman kelulusan, Jumat (5/6) malam sekitar pukul 20.00 WIB lalu. Pengumuman kelulusan dilakukan serentak, secara online. Pengumuman kelulusan berjalan tertib dan lancar, tanpa ada konvoi dari siswa yang lulus.

”Empat orang siswa yang tidak lulus itu, bandelnya kebangetan. Tidak masuk, tidak pernah mengikuti ujian serta ulangan harian, dan tidak ujian semester. Baik sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Begitu laporan dari pihak sekolah,” tegas Tamsir.

Meski demikian, siswa yang bandel ini menjadi catatan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, untuk masa mendatang. Siswa bandel, lebih cenderung karena pengaruh lingkungan, teman pergaulan, perhatian orang tua, serta karakter siswa itu sendiri. Di sekolah, peran guru BK untuk membentuk karakter anak, itu penting. Tapi harus diimbangi dengan perhatian orang tua. Peran orang tua sangat penting, untuk mendidik anak di rumah.

”Guru dan orang tua diharapkan saling bekerja sama, memberikan perhatian khusus kepada anak yang punya karakter di luar batas normal, nakal, bandel atau tidak bisa di bina. Anak-anak seperti ini, secara khusus harus ditangani oleh guru bersama orang tua maupun wali murid,” demikian dipesankan Tamsir SSi MSi. (fre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *