Oleh: Bob Edwin Normande, S.Si.
Mahasiswa Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB)
Program Studi Magister Studi Pembangunan
(Sistem Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu)
Pada dasarnya setiap manusia menyukai kebaikan, seperti memberi kebaikan kepada orang lain ataupun menerima kebaikan dari orang lain. Lantas bagaimana makan ikan berhubungan dengan berbuat baik? Hari ini dunia sedang dihadapkan dengan pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan, tidak hanya kesehatan namun juga perekonomian masyarakat. Perekonomian memiliki karakteristik yang berbeda antar wilayah sesuai dengan keadaan serta potensi masyarakat, namun tentu perekonomian saling berhubungan antar wilayah satu dengan wilayah yang lainnya. Karakteristik khas juga dijumpai pada perekonomian masyarakat di wilayah pesisir laut. Perekonomian masyarakat pesisir salah satunya bergantung dengan bagaimana proses produksi dari sumber daya alam laut dan pesisir, kegiatan mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan tersebut melalui rantai pasok, dan hingga akhirnya sampai kepada konsumen.
Masyarakat pesisir yang bermata pencaharian sebagai nelayan (usaha perikanan tangkap), pembudidaya ikan (usaha perikanan budidaya), dan pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (P2HP), selama ini berhubungan dengan ketidakpastian yang dapat saja hadir dari kegiatan ekonomi yang bergantung terhadap sumber daya kelautan dan perikanan. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19). Distribusi hasil produksi dari produsen ke konsumen baik hasil penangkapan ikan, hasil budidaya, dan hasil pengolahan produk kelautan dan perikanan mengalami hambatan, dampak nyata dari berkurangnya transaksi jual beli berakibat menurunnya penghasilan pelaku usaha kelautan dan perikanan baik nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan. Keadaan ini berimbas pada perputaran roda perekonomian masyarakat pesisir, hingga akhirnya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Bagaimana berbuat baik dengan makan ikan? Jelas, makan ikan (dalam hal ini semua produk hasil kelautan dan perikanan) merupakan salah satu kebaikan yang dapat kita lakukan. Dengan membeli ikan kemudian mengonsumsinya (memakannya) kita dapat membantu nelayan kecil, pembudidaya ikan, serta pelaku usaha pengolah dan pemasar untuk kembali mendapatkan pundi-pundi Rupiah. Kebaikan ini tentu akan berdampak juga terhadap sektor perekonomian lainnya. Apabila produksi ikan yang ditangkap oleh nelayan atau pembudidaya ikan mampu diserap konsumen dengan kegiatan jual beli yang lancar, maka perputaran roda perekonomian masyarakat pesisir akan terus berjalan. Kegiatan jual beli yang berlangsung tentunya harus tetap mematuhi prosedur kesehatan dan keselamatan terkait pencegahan penularan COVID-19. Dengan membeli produk ikan dan produk olahan hasil kelautan dan perikanan lainnya, kita telah melakukan kebaikan dengan turut meringankan beban ekonomi saudara kita nelayan kecil, pembudidaya ikan, dan pelaku P2HP yang terdampak COVID-19.
Membeli dan mengonsumsi ikan serta produk hasil kelautan dan perikanan lainnya tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi saudara kita pelaku usaha kelautan dan perikanan, lebih dari itu dengan membeli ikan serta produk hasil kelautan dan perikanan untuk kita konsumsi juga merupakan usaha mendatangkan kebaikan untuk diri kita agar tidak terjangkit COVID-19. Hal ini berhubungan karena salah satu upaya yang harus dan dapat dilakukan untuk mencegah terjangkit dari COVID-19 adalah dengan menjaga daya tahan tubuh (sistem imunitas). Berbagai penelitian yang telah dilakukan memberi informasi bahwa terdapat banyak kandungan nilai gizi pada ikan serta produk hasil kelautan dan perikanan lainnya bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh (sistem imunitas).
Dalam suatu kesempatan, Guru Besar Teknologi Hasil Perairan IPB University Prof. Dr. Tati Nurhayati, S.Pi., M.Si. menyampaikan infromasi bahwa terdapat kandungan nutrisi unggulan dalam produk hasil kelautan dan perikanan, yaitu protein, lemak, vitamin, mineral, komponen bioaktif, serat, serta sedikit mengandung karbohidrat. Lebih lanjut disampaikan oleh Prof. Nurhayati, produk hasil perikanan memiliki beberapa keunggulan antara lain. Pertama, produk hasil perikanan merupakan sumber protein hewani (12—26%) yang berfungsi sebagai zat untuk pertumbuhan, menggantikan sel-sel yang rusak, serta membantu produksi hormon dan enzim. Kedua, produk perikanan memiliki asam amino yang lengkap baik esensial maupun non esensial. Ketiga, produk perikanan mudah dicerna (nilai cernanya hampir 100%). Keempat, memiliki komponen bioaktif yang bermanfaat untuk tubuh yaitu taurin dan anserin. Kelima, terdapat produk hasil perikanan yang memiliki serat yang pendek. Keenam, beberapa produk hasil perikanan memiliki kemampuan menurunkan tekanan darah, bertindak sebagai antihipertensi, antitrombotik, imunomodulator, aktivitas antioksidan, antikoagulan, dan antiplatelet.
Keunggulan yang tidak kalah penting dari produk perikanan adalah kandungan zat gizi mikro. Zat gizi mikro yang terkandung dalam produk perikanan di antaranya adalah vitamin dan mineral, kandungan nutrisi ini sangat penting untuk menjaga daya tahan atau sistem imunitas tubuh. Adapun kandungan vitamin pada produk hasil perikanan antara lain. Pertama, vitamin D dan vitamin B12. Kandungan vitamin D dan vitamin B12 dari hasil perikanan lebih tinggi dibandingkan dengan makanan lainnya. Vitamin D berfungsi memudahkan penyerapan kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang bermanfaat untuk menguatkan tulang dan gigi serta mencegah osteomalasia dan osteoporosis. Adapun vitamin B12 berfungsi mengaktifkan asam amino untuk aktivitas otak dan apabila kekurangan vitamin B12 makan tubuh akan menderita anemia; Kedua, produk hasil perikanan mengandung vitamin A, kandungan vitamin A banyak terdapat pada bagian hati, gonad, jantung, dan kulit pada ikan; Ketiga, vitaman B juga banyak terdapat pada bagian daging merah pada ikan; Keempat, kandungan vitamin K pada produk hasil perikanan terdapat pada bagian-bagian berlemak; Dan kelima, fauna hasil perikanan bukanlah sumber vitamin C, namun flora air bisa menyintesis vitamin C.
Produk hasil perikanan juga banyak mengandung zat gizi mikro berupa mineral. Adapun mineral yang terdapat di dalam produk perikanan antara lain. Pertama, mineral-mineral seperti zat besi (Fe), tembaga (Cu), selenium (Se), mangan (Mn), dan seng (Zn) memiliki fungsi sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini terutama karena radikal bebas. Kedua, kandungan mineral kalsium (Ca) pada produk hasil perikanan bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi. Ketiga, zat besi (Fe) pada produk hasil perikanan bermanfaat untuk mencegah anemia. Keempat, kandungan seng (Zn) bermanfaat untuk pembentukan enzim, hormon, dan sangat berperan bagi kekebalan tubuh, maturasi, dan diferensiasi serta aktivasi sel T (sel yang berhubungan dengan kekebalan spesifik pada tubuh). Kelima, kandungan tembaga (Cu) membantu proses produksi superoksida dismutase (SOD) yang mencegah peningkatan peroksida lipid. Kandungan SOD berfungsi sebagai enzim antioksidan yang merupakan pertahanan tubuh pertama dalam mengahadapi radikal bebas. Keenam, kandungan zat gizi mikro berupa fluor (F) yang terkandung pada produk hasil perikanan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit tulang serta memperkuat gigi. Serta ketujuh, kandungan iodium (I) pada produk hasil perikanan bermanfaat untuk mencegah penyakit gondok.
Biota perairan dalam hal ini produk hasil perikanan memiliki berbagai karakteristik yang harus diketahui sehingga dapat diupayakan semaksimal mungkin penanganannya agar tetap mengandung segala kebaikan. Adapun karakteristik biota perairan yang perlu diketahui antara lain: apabila berbicara dari proses penyediaannya sejak awal (sektor hulu), sektor perikanan tangkap (biota di perairan laut dan sebagainya) merupakan sumber daya milik bersama (common property); keberadaan biota perairan di alam sangat bergatung pada faktor-faktor lingkungan sehingga hasil produksinya fluktuatif, ini menyebakan pasokan (supply) tidak konsisten; biota perairan dapat dikatakan tidak mudah terlihat langsung (invisible) karena kebanyakan berada di dalam perairan; biota perairan memiliki variasi spesies yang luas, hal ini menjadi nilai tambah karena terdapat banyak bentuk dan jenis produk perikanan yang dapat dihasilkan dari biota perairan; sebagai produk hasil perikanan, biota perairan memiliki komponen yang tidak stabil, apabila tidak ditangani dengan baik berpotensi menyebabkan kemunduran mutu; kemunduran mutu yang mudah terjadi pada biota perairan menyebabkan biota perairan merupakan salah satu jenis kelompok bahan pangan yang mudah rusak (perishable food); mudahnya terjadi kemunduran mutu dan kerusakan bahan pangan dari biota perairan membuat biota perairan memiliki risiko yang tinggi (high risk), namun apabila dapat ditangani dengan baik produk hasil perikanan dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar (high profit); dan terakhir yang membuat biota perairan atau produk hasil perikanan istimewa adalah karena produk hasil perikanan umumnya merupakan produk halal, sehingga mudah masuk ke banyak pasar dan diterima oleh berbagai konsumen.
Dalam rangka memperkecil risiko yang dapat ditimbulkan dan tetap menjaga manfaat yang dihasilkan produk hasil perikanan, perlu penangan yang baik terhadap produk tersebut, sehingga mutunya tetap terjamin, keadaannya segar, kualitasnya aman, dan tetap bermanfaat bagi kesehatan kosumen. Adapun prinsip yang digunakan untuk menjaga mutu produksi hasil perikanan agar tetap terjaga dikenal dengan istilah C3Q, yaitu penyimpanan suhu rendah atau dingin (cold), memperhatikan sanitasi dan higienitas (clean), penanganan secara hati-hati (careful), dan berupaya melakukan penanganan yang cepat terhadap produk hasil perikanan (quick). Prinsip penanganan produk hasil perikanan ini harus senantiasa diperhatikan tiap pelaku usaha pada rantai pasok kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan, serta harus diterapkan oleh konsumen sebagai masyarakat yang mengambil manfaat dari produk hasil perikanan untuk dikonsumsi.
Terakhir, perlu pengetahuan tentang cara memasak atau mengolah produk hasil perikanan secara tepat agar nilai gizi dari produk hasil perikanan tetap terjaga, optimal, dan tetap mendatangkan manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Berdasarkan pengetahuan yang diberikan oleh Prof. Nurhayati, secara umum ada empat cara pengolahan ikan atau produk hasil perikanan yang sering dilakukan masyarakat di Indonesia, yaitu dengan cara kukus (steam), rebus, goreng, dan bakar. Cara memasak atau mengolah makanan dari produk hasil perikanan akan berpengaruh pada nilai gizi optimal yang terkandung dalam makanan tersebut. Nilai gizi optimal yang mengalami kerusakan paling sedikit adalah produk hasil perikanan yang diolah dengan cara di-steam. Pengolahan bahan pangan dengan cara direbus dengan air yang sedikit juga memiliki manfaat yang baik, tetapi dengan catatan kuah dari olahan bahan makanan tersebut harus dikonsumsi juga karena mengandung nutrisi yang banyak. Untuk produk hasil perikanan yang diolah dengan cara digoreng, hindarkan dari pengolahan dengan tepung atau minyak yang berlebihan, karena hal ini dapat menurunkan manfaat kesehatan dari ikan. Apabila cara ini sering dilakukan, pengolahan ini malah akan mendatangkan gangguan kesehatan seperti gangguan sistem peredaran darah dan penyakit degeneratif lainnya.
Apabila tertarik mengonsumsi produk hasil perikanan dengan cara dibakar, sebaiknya kebiasaan ini dikurangi, suhu tinggi saat pembakaran produk hasil perikanan akan meyebabkan protein bereaksi dengan panas sehingga membentuk heterocyclic amines (HCAs) yang dapat memicu kanker. Kandungan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) juga dapat terbentuk dari lemak ikan yang menetes ke arang, dan apabila terbakar serta menimbulkan asap mengenai daging ikan maka akan meningkatkan risiko terjadinya kanker yang disebabkan dari daging ikan yang dikonsumsi. Berdasarkan informasi dari satu artikel kesehatan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tidak baik dari mengonsumsi produk hasil perikanan yang diolah dengan cara dibakar, adapun yang dapat dilakukan adalah membumbui ikan dengan cara direndam dengan bumbu-bumbu pedas terlebih dahulu, karena berdasarkan penelitian, upaya ini dapat mengurangi kandungan HCA sampai dengan sembilan puluh persen. Kemudian, ketika membakar atau memanggang ikan pastikan tidak sampai gosong dan saat mengonsumsi ikan buang bagian yang gosong untuk mengurangi risiko penyebab kanker.
Tulisan di atas telah menjelaskan berbagai kebaikan yang dapat dilakukan melalui kegiatan makan ikan. Dengan demikian kita berharap agar selalu dapat melakukan tindakan positif di tengah pandemi COVID-19. Harapan kita untuk sehat tentunya harus disertai dengan berbagai usaha, yaitu dengan tetap di rumah, mengurangi berpergian keluar rumah apabila tidak ada kepentingan yang mendesak, senantiasa menjaga kebersihan, memperbanyak beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mengikuti protokol pencegahan penularan COVID-19 dengan sebaik mungkin. Hal lain yang juga penting diperhatikan untuk masing-masing pribadi adalah meningkatkan upaya menjaga daya tahan tubuh. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi ikan dan menghadirkan produk hasil perikanan menjadi bahan pangan untuk keluarga dengan tetap memperhatikan prinsip beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Dan yang terpenting, hendaknya kita juga memberikan sebagian makanan tersebut untuk berbagi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah menjadi bagian dari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Kegiatan mengonsumsi ikan (produk hasil perikanan) serta membagikannya kepada yang membutuhkan diharapkan tidak hanya dilakukan saat masa pandemi COVID-19 saja, namun terus dilakukan setiap saat di dalam kehidupan kita. Sebab sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Quran: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (Q.S. Ali Imran: 92). Kemudian di ayat lainnya Allah Swt. berfirman: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.” (Q.S. Al-Maidah: 96). “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah: 168). Semoga kita dapat selalu bermanfaat untuk lingkungan sekitar kita dan semoga pandemi COVID-19 ini segara berlalu, Aamiin Allahuma Aamiin.