BINTAN – Sejak dua bulan masa pandemi Covid-19, pedagang asongan dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) lainnya mengalami penjualan yang merosot. Hingga saat ini, pedagang hanya mampu menjual paling banyak 50 persen dari omzet pada waktu normal sebelumnya. Beruntung Bantuan Langsung Tunai (BLT) sudah disalurkan.
Buyung, seorang pedagang asongan nasi goreng menungkapkan, sejak pandemi Covid-19 terjadi di masyarakat, penjualannya anjlok hingga 80 persen. Hal itu disebabkan minimnya pembeli.
”Sejak puasa agak naik lah bang, ya separuh dari biasanya ada. Tapi kalau awal-awal korona itu, sepi kali bang,” katanya, Kamis (14/5).
Ia menjelaskan, pembelian memang tidak banyak, disebabkan karena pembeli semuanya wajib membungkus makanan. Biasanya ada saja pedagang yang duduk makan saat membeli.
”Biasa kami siapkan beras itu 16 kilo sehari, sekarang 6 sampai 8 kilo lah bang,” jelasnya.
Terpisah, Acep pedagang asongan lainnya yang menjual kue mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, saat ini bertahan saja sudah bagus dibandingkan mencari untung.
”Saya juga omzet turun separuh lebih. Bahkan awal-awal sempat ingin pulang kampung dulu. Karena di kampung meski tidak ada kerja, masih bisa makan sedikit-sedikit. Kalau di sini ya harus kerja terus. Tak kerja tidak ada uang,” jelasnya.
Ia mengatakan, selain omzet yang menurun, persaingan pedagang baru dadakan via sosial media juga mempengaruhi omzet.
”Mereka pesan pakai hape, dan barang diantar ke rumah. Kami sementara mangkal menunggu pembeli, agak kalah saing juga,” imbuhnya.
Meski demikian, Arri menyebutkan, beberapa hari terakhir, pendapatan usaha warga sudah mulai meningkat. Penjualan sudah mulai naik, sejak warga Bintan menerima BLT dari pemerintah daerah.
”Beruntung ada BLT, jadi geliat ekonomi mulai naik lagi,” kata Arri. (aan)