BINTAN – Penjualan daging babi yang ’disulap’ menyerupai daging sapi di Bandung sempat heboh di tengah masyarakat, barubaru ini. Warga mesti tetap waspada jika ingin membeli daging sapi segar, menjelang lebaran Idul Fitri nanti.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan, drh Iwan Berri Prima menyampaikan tentang cara membedakan daging sapi segar dan daging babi.
Pertama, warna daging daging babi (terutama jenis babi putih atau keturunan babi jenis chester white) memiliki warga daging yang lebih pucat. Sementara daging sapi kemerahan warnanya.
”Jika dilihat secara detail, daging babi akan sangat mirip dengan daging ayam. Tapi jika dibandingkan dengan daging celeng (babi hutan), warna daging juga kemerahan. Hampir mirip dengan daging sapi,” ujar Iwan, Selasa (12/5).
Dilihat dari seratnya, Iwan mengatakan, daging sapi memiliki serat daging yang sangat terlihat jelas. Seratnya juga terlihat sangat padat dan garisgaris pada dagingnya juga tampak sangat jelas.
”Berbeda dengan daging babi yang memiliki serat tidak sejelas daging sapi. Serat daging babi terlihat samar-samar dan renggang,” timpalnya.
Jika dilihat dari kandungan lemaknya, daging babi memiliki kandungan lemak yang berbentuk elastis, basah, dan susah untuk dilepaskan. Sedangkan pada daging sapi, kandungan lemaknya lebih kaku, mudah dilepas jika ditarik.
Tekstur daging sapi lebih kaku dan padat. Sedangkan daging babi lebih lembek dan elastis atau sangat mudah direnggangkan. Tekstur daging babi terasa sangat kenyal. Dari aromanya, daging sapi lebih anyir dibandingkan daging babi.
”Aroma khas babi relatif lebih menyengat,” katanya.
Meski begitu kata Iwan, untuk memastikan perbedaan daging babi terutama daging babi hutan (celeng) dan daging sapi, secara kasat mata memang sulit dibedakan. Perlu penanganan uji klinis untuk menggunakan Pork Detection Kit dan dikonfirmasi dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai uji konfirmasi di laboratorium.
Iwan mengimbau, warga jangan panik. Sebab, Pemprov Kepri sudah melarang masuk produk dan hewan babi ke wilayah Kepri, sejak akhir April lalu.
”Sehingga daging babi tidak ada rekomendasi pemasukan ke wilayah Bintan. Masyarakat tidak perlu panik,” imbuhnya. (aan)