BINTAN – Nelayan kepiting di Bintan mengeluh karena harga kepiting di pasaran turun drastis. Terutama kepiting yang dijual ke penampung, yang akan mengekspor ke luar negeri.
Tidak hanya harga yang anjlok hingga lebih 60 persen. Pangsa pasar, kini semakin sempit. Akibatnya banyak nelayan enggan mencari kepiting saat melaut. Arri, seorang nelayan di Teluk Sebong mengatakan, harga kepiting yang sebelumnya dapat mencapai Rp70 ribu per kilogram, kini turun drastis hingga Rp28 ribu per kilogram.
”Sebelum-sebelum ada PSBB, dan penghentian penerbangan di Indonesia dan beberapa daerah, kami masih dapat jual kepiting. Biasanya kami utamakan menjual ke pengepul kepiting, yang selanjutnya dikupas dan diekspor ke luar negeri. Kini, pengepul tak mau terima, karena barang (kepiting) tak jalan akibat Covid-19,” sebutnya, kemarin.
Ia mengatakan, bila sekali menjual ke pengepul harganya cukup tinggi, per kilogramnya di kisaran Rp60 ribu hingga Rp70 ribu. Saat ini, untuk menjual kepiting ke pembeli umum harganya anjlok.
”Makanya, sekarang banyak yang malas cari kepiting. Percuma saja kalau harga jualnya tak balek modal. Harapan kami ya tempat pengelola kepiting yang diekspor itu dapat buka lagi dan harga kepiting bagus lagi,” jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, hasil laut yang memiliki harga tinggi seperti lobster, udang ketah dan lainnya untuk kebutuhan restoran sudah jatuh harga, akibat banyak restoran yang setop membeli hasil laut. Sebab, hotel dan restoran banyak yang tutup. (aan)