BINTAN – Komisi II DPRD Bintan menemukan kondisi dam dan irigasi yang belum maksimal, saat meninjau persawahan di Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Senin (4/5) siang.
Indra Setiawan, Wakil Ketua Komisi II yang meninjau dan berdiskusi langsung dengan para petani padi tersebut, mendapati keluhan atau kendala dari petani. Menurut petani, kondisi irigasi yang dibangun melalui anggaran APBN perlu ditata kembali, agar stok air untuk sawah tetap terjaga sepanjang tahun.
”Untuk kendala lain tidak ada. Hanya saja soal dam atau bendungan yang ada saat ini dengan irigasinya. Menurut petani jika musim kemarau, kondisi bendungan posisinya lebih rendah dari pembuangan, sehingga pasokan air menipis,” sebut Indra, usai meninjau lokasi.
Ia mengatakan, pihaknya akan memanggil para petani dan juga dinas terkait untuk bersama menata kondisi pertanian di Bintan. Jika ada fasilitas yang harus dimaksimalkan, maka harus segera dibenahi.
”Saat ini, dari keterangan petani tidak ada kendala saat menanam. Kondisi tanah di lokasi cocok untuk sawah. Dari setiap hektare, sawah menghasilkan 3,5 hingga 5,5 ton beras. Ini sudah masuk kondisi bagus,” jelasnya.
Ia mengatakan, bila pemerintah Bintan serius untuk mengembangkan tanaman padi, maka pihaknya mengajak fasilitas pendukung pertanian wajib dipenuhi dan diberikan segera. Hal ini agar pertanian khususnya sawah tersebut, dapat secara kontinyu menghasilkan beras untuk Bintan.
”Harapan kami, ini akan maksimal. Mungkin saat ini hasilnya belum banyak. Namun bila dikembangkan lebih luas lagi, mungkin bisa memenuhi kebutuhan beras di Bintan. Tapi itu tadi, kita harus dukung fasilitas petani, termasuk peremajaan alat pertanian untuk menggarap sawah,” ucapnya. (aan)