BINTAN – Menyewakan (rental) alat pengeras suara atau sound system untuk berbagai acara banyak dilakoni oleh warga Bintan. Mulai penyewaan sound system dari kampung ke kampung, hingga iven-iven yang cukup besar. Namun bagaimana kondisi mereka saat pandemi Covid-19 dan Bulan Suci Ramadan kali ini?
Rendi, seorang pelaku usaha yang kerap dipesan oleh warga Bintan. Pria yang kerap di pesan dari kampung ke kampung dan kecamatan ke kecamatan ini, merasakan dampak Covid-19 di tahun 2020 ini. Apalagi di saat Bulan Suci Ramadan yang biasanya ia kerap mendapatkan order, kini hal itu tak ada lagi.
Pria berkumis tipis ini biasa kerap mendapatkan order sewa sound system. Apalagi di Bulan Ramadan kerap ada yang menggunakan jasanya untuk acara berbuka puasa. Kini alat sound system yang ia miliki terpaksa masuk gudang agar tetap tersimpan aman.
Dampak sepinya orderan, berdampak pada pemasukan kantongnya. Biasanya ia dapat menambah penghasilan, kini penghasilan dari sewa alat tersebut tidak ada lagi, atau nol rupiah.
Namun, sepinya orderan membuat ia tak berputus asa, berbagai pekerjaan seperti renovasi rumah atau mengecat siap dilakoninya, demi membuat kantong tetap terisi.
”Sejak Covid-19 beberapa bulan lalu, dinyatakan tidak boleh membuat acara yang mengumpulkan orang ramai, job langsung sepi. Biasanya ada saja yang order untuk acara nikahan, hajatan sunat hingga acara lainnya di kampung-kampung atau antarkecamatan,” ucapnya, Minggu (26/4).
Ia mengatakan, biasanya ia mtidak bekerja sendirian, job sewa sound system dilakoninya dengan meminta bantuan 2 atau 3 orang lainnya. Sepertinya job tersebut juga memberikan pendapatan bagi orang lainnya.
”Ya biasanya alhamdulillah bang, ada job sana sini. Apalagi kalau pas puasa, banyak acara buka bareng, ada aja yang sewa alat. Tapi kini tak ada lagi, sepi seperti mati suri,” jelasnya.
Ia mengatakan, meski sudah melakoni jasa sewa alat sound system bertahun-tahun belakangan ini, namun pandemi Covid19 ini tidak pernah terbayangkan dalam benaknya. Apalagi hingga membuat orang-orang menjaga jarak fisik dan berdampak bagi pelaku usaha sound system.
”Ya mau apalagi bang, yang mengeluh bukan saya saja, tapi pelaku usaha sound system lainnya juga. Apalagi yang punya alat harganya mahal-mahal, sepi juga, sektor pariwisata yang kerap menggunakan jasa sound system pun terpuruk habis,” terangnya.
”Meski demikian, menghadapi masa sulit ini harus kami tetap jalani. Mungkin ini ujian, harapan kami ya masa sulit ini segera berlalu. Sehingga kehidupan akan normal kembali,” harapnya. (aan)