Tak Berkategori  

Satgas PON Kepri Tunggu Rapat Kabinet

Satuan tugas (Satgas) Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Provinsi Kepri, masih menunggu keputusan KONI pusat untuk kepastian penyelenggaraan PON 2020 di Papua. Namun, sambil menunggu rapat kabinet, Satgas PON Kepri masih memantau pelatihan daerah bagi atlet di masing-masing cabor.

TANJUNGPINANG – KONI Provinsi Kepri sudah mempersiapkan langkahlangkah,untuk menghadapi PON 2020 di Papua. Setelah pembentukan Satgas PON 2020, KONI Kepri juga mengagendakan, pemusatan latihan (TC) berjalan di masing-masing cabor, sampai dengan TC penuh.

Saat ini, sekitar 16 cabor yang lolos ke PON 2020 Papua dari Provinsi Kepri, sudah melaksanakan Pelatda, sejak Maret lalu. Ada sekitar 53 atlet yang menjalani latihan di masingmasing cabang olahraga, di bawah bimbingan 23 pelatih. Para atlet menjalani pemusatan latihan terbatas, dan dilaksanakan secara mandiri.

Hanya saja, persiapan atlet PON dari Kepri ini belum dipastikan akan bertanding akhir Oktober sampai dengan November 2020 nanti. Pasalnya, wabah korona masih merebak di Indonesia, hingga saat ini.

Justru itu, baru-baru ini, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Kepri Sandro Megio menyarankan, agar PON 2020 Papua diundur pelaksanaannya pada tahun 2021 mendatang. Dengan konsekuensi, regulasi untuk atlet yang bertanding tetap mengacu kepada regulasi tahun ini. Seperti umur atlet, maupun aturan lainnya. Termasuk namanya, tetap menggunakan PON 2020 Papua.

Ketua Satgas PON Kepri Maifrizon menyampaikan, sampai sekarang, belum ada perkembangan atau informasi mengenai penundaan penyelenggaraan PON 2020 Papua. Namun tidak menutup kemungkinan, PON 2020 bakal ditunda sampai tahun 2021 mendatang, jika wabah korona belum hilang.

”Ya, kita masih menunggu seperti apa keputusan dari pusat, melalui rapat kabinet. Kita lihat saja seperti apa rapat kabinet antara menteri dengan Presiden RI, nantinya,” kata Maifrizon, kemarin.

”Kalau saya secara pribadi, sebaiknya penyelenggaraan PON 2020 Papua ditunda hingga tahun 2021. Sehingga persiapan atlet untuk bertanding bisa lebih maksimal. Karena sekarang, latihan atlet tidak maksimal,” sambung Maifrizon. (fre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *