TANJUNGUBAN – Manun (60) petani di Kampung Sei Jeram, Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Utara berhasil membudidayakan bawang merah hibrida, untuk kali pertama di wilayah kecamatan tersebut. Meski di lahan kecil seluas 1.000 meter persegi, Manun berhasil memanen 400 kilogram (4 kwintal) bawang merah.
Kepada Tanjungpinang Pos, Manun yang sudah menetap di Sei Jeram sejak tahun 2010 lalu ini, untuk kali pertama melakukan uji coba menanam bawang merah hibrida dari Jawa. Hasilnya, ia mendapatkan keuntungan dari tanaman uji coba tersebut.
”Saya awalnya menanam cabai dan sayuran lainnya. Tapi kali ini ingin menanam bawang merah Jawa. Katanya di Bintan kurang cocok, namun nyatanya bisa dan berhasil,” katanya, Minggu (12/4).
Ia mengatakan, menanam bawang tersebut merupakan hal yang gampang-gampang susah. Ini karena untuk masa semai benih selama 40 hari, dan masa tanam bibit selama 75 hari ini hingga panen. Sehingga butuh waktu selama 4 bulan.
”Bawang merah hibrida ini, cukup tahan benihnya. Yang penting pupuk kandang dan jangan sampai kurang air. Saat hujan pun tanaman tidak busuk atau rusak,” jelasnya.
Kini dengan harga bawang merah Jawa di kisaran Rp35 ribu sampai Rp45 ribuan per kilogram, Manun diperkirakan akan mendapatkan hasil sebesar Rp12 juta. Omzet itu setelah dikurangi modal tanam dan pupuk, sebesar Rp4 jutaan.
”Kalau inginnya, saya ingin nanam lebih besar lagi. Ini tanah yang ada, kan kami numpang. Kemudian untuk benih atau bibit juga butuh modal lah kalau ingin tanam lebih luas,” ungkapnya.
Ke depannya, setelah tomat, Manun juga yakin petani Sei Jeram dapat menghasilkan bawang merah Jawa. Namun ia menyampaikan, perlunya perhatian dan permodalan bagi petani agar lebih besar lagi. (aan)