Tak Berkategori  

Malaysia Setop, Ekspor Ikan Difokuskan ke Singapura, Tapi…

KIJANG – Sejumlah pengusaha masih membeli ikan kualitas ekspor, hasil tangkapan nelayan. Sekarang, ekspor ikan hanya difokuskan ke Singapura. Tapi, harganya turun dibandingkan sebelumnya.

Sedangkan ekspor ke Malaysia sudah setop (dihentikan), sejak 2 minggu lalu. Ekspor ikan ke Malaysia disetop, karena negara jiran itu untuk sementara melakukan lockdown. Akibatnya, ikan yang biasa dikirim ke Malaysia, terpaksa dijual pengusaha ke pasaran lokal. Harga jualnya, di bawah 50 persen. Tauke rugi besar.

Ekspor ikan dari Bintan, khususnya dari Kijang masih lancar untuk tujuan Singapura, Senin sampai Sabtu, kecuali hari Minggu. Namun, penjualannya hanya tujuan ke Singapura. Meski kran ekspor ikan ke Singapura masih lancar, pengusaha tetap kembang kempis. Harga ikan yang dibeli pengusaha Singapura turun lebih kurang 60 persen, dibandingkan sebelumnya.

”Walau harga turun drastis, mau tak mau, kita tetap jual ke Singapura,” ujar Salikin, Selasa (31/3) kemarin.

Saat ini, pendapatan pengusaha ikan cuma 40 persen sejak virus korona. Namun, nelayan masih melaut hingga saat ini, meski harga ikan sudah turun 60 persen. Pengusaha dan nelayan Bintan berharap Singapura tidak menerapkan kebijakan lockdown seperti Malaysia.

”Jika Singapura menyetop ekspor, terpaksa pengusaha ikan di seluruh Kepri ini, menyuruh nelayannya setop ke laut. Seandainya semua nelayan setop ke laut, terus mereka mau makan apa? Kita mengharapkan pemerintah dan masyarakat saling bahu-membahu untuk melawan virus Covid-19 ini,” ucap Salikin.

Meski dalam kondisi krisis, pengusaha ikan dan sembako dari Forum Pengusaha Kepri turut ambil peduli untuk menggalang dana. Dana yang terkumpul diserahkan kepada pemerintah melalui Polsek Bintan Timur, Senin (30/3) siang lalu. Bantuan ini guna meringankan beban dalam penanganan virus korona.

”Bantuan yang kami serahkan melalui Polsek Bintan Timur berupa obat dan alat semprot untuk disinfektan. Dana yang terkumpul sudah di atas Rp400 juta, dalam 4 hari. San sekarang kita masih mengumpul kan lagi. Nanti, bantuan ini diutamakan untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD) bagi dokter dan perawat,” demikian disampaikan Salikin. (fre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *