Tak Berkategori  

Beredar Info Ayam Mati Massal di Bintan, Itu Hoax!

BINTAN – Beberapa hari terakhir ini, beredar informasi ayam broiler yang mati massal di peternakan pengusaha. Informasi berupa foto dan narasi tersebut membuat warga mempercayainya. Bahkan pengguna sosial media, panik.

Tanjungpinang Pos berupaya melacak informasi tersebut yang dikabarkan terjadi di wilayah Gesek, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan. Namun informasi tersebut tidak didapati.

Jono seorang warga di sekitaran Gesek mengatakan, dirinya juga mendapatkan informasi tersebut melalui pesan WA. Namun ia berusaha mencari informasi tersebut, dan tidak ada.

”Kalau saya lihat fotonya sepertinya bukan di Bintan. Saya tanya juga sama kawan-kawan sepertinya tidak benar informasi itu,” jawabnya, Rabu (18/3).

Sementara itu terpisah, drh Iwan Berry Prima selaku Kasi Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bintan dengan tegas membantah kabar tersebut. Menurutnya, itu kabar bohong.

”Itu dipastikan hoax. Kami juga mendapat kabar tersebut yang mengatakan ayam banyak mati di Gesek. Namun sudah kami cek menyeluruh, foto itu bukan di Bintan,” tegasnya.

Ia menyampaikan, berdasarkan informasi dari peternak ayam di Bintan dan hasil pemantauan di lapangan, tidak benar informasi bahwa banyak ayam mati di wilayah Bintan. Yang benar adalah kematian ayam di kandang memang ada. Tetapi tidak banyak, dan penyebabnya bukan penyakit. Tetapi karena cuaca panas yang ekstrem di kandang, dan angkanya masih dalam batas kewajaran (normal).

”Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Balai Veteriner Bukit Tinggi yang kami lakukan akhir bulan Desember 2019 lalu, Bintan negatif kasus flu burung (Avian influenza),” terangnya.

Disampaikannya, Bintan saat ini masih sebagai salah satu pemasok kebutuhan daging ayam di kota Tanjungpinang dan kota Batam. Pihaknya selaku tenaga kesehatan hewan (dokter hewan dan paramedis veteriner) terus berupaya agar masyarakat mendapatkan produk pangan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) dengan cara melakukan edukasi yang baik dan pengawasan yang ketat terhadap produk pangan asal hewan, termasuk daging ayam asal Bintan.

”Sebaiknya apa yang kita dapat informasi jangan mudah dibagikan. Tapi telaah dan cek dulu. Jangan sampai berita bohong yang kita share,” pesannya. (aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *