UN Terakhir Dimulai Pekan Depan
JAKARTA – Ujian Nasional (UN) 2020 dimulai minggu depan. Ada sejumlah perubahan pada penyelenggaraan UN terakhir itu. Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi menjelaskan, setidaknya ada lima hal baru.
Pertama, jadwal yang maju sepuluh hari.”Tahun lalu UN SMK dimulai 26 Maret, sekarang mulai 16 Maret sampai 19 Maret,” ujarnya di kantor Kemendikbud di Jakarta kemarin.
Kemudian, ujian perbaikan yang awalnya dibatasi untuk siswa SMA dan SMK sederajat kini diperlebar. Siswa SMP/MTs sederajat yang tak puas dengan nilainya diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan mulai tahun ini.
”Lalu, ada perubahan terkait dengan jumlah mata pelajaran (mapel) yang diujikan untuk pendidikan kesetaraan paket B dan paket C,” katanya.
Jika selama ini ujian paket C terdiri atas tujuh mapel, tahun ini jumlahnya dipangkas jadi empat. Meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan satu mapel pilihan sesuai jurusan. Sementara paket B tetap mengujikan enam mapel: bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, PPKN, IPA, dan IPS. Keempat, mulai tahun ini siswa berkebutuhan khusus ataupun difabel tidak wajib mengikuti UN. ”Jadi sunah lah UN ini,” ucapnya.
Terakhir, pemindaian lembar jawaban ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) dilaksanakan Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan (LPMP).
Tahun ini tercatat ada 7.450 sekolah yang menggelar UNKP. Sementara 98.293 sekolah sudah dipastikan bisa menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Peserta UNKP sebagian besar berada di wilayah Papua, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Maluku, hingga Sulawesi Tenggara. Pada tingkat SMP, hanya ada tujuh provinsi yang 100 persen sekolah di wilayahnya menggelar UNBK. Antara lain Aceh, DKI Jakarta, Jogjakarta, dan Jawa Timur.
Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno menyampaikan, distribusi kesukaran soal bakal sama dengan tahun lalu. Komposisi soal berdasar level kognitif dibagi menjadi tiga. Sebanyak 10-15 persen untuk pe-nalaran, 50-60 persen untuk aplikasi, dan 25-30 persen untuk pengetahuan-pemahaman.
Totok juga menegaskan protokol penyelenggaraan UN menyusul wabah Covid-19.
Ada beberapa hal yang wajib dipenuhi. Pertama, menghindari kontak fisik langsung. Bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan lainnya untuk sementara tidak diperbolehkan.
Kemudian, peserta dan pengawas wajib mencuci tangan dengan air dan sabun atau cuci tangan berbasis alkohol sebelum dan sesudah ujian.(jpg)