Oleh : Asty Rahayu
Mahasiswi Stisipol Raja Haji Tanjungpinang
Jurusan Ilmu Administrasi Publik
PENURUNAN angka kunjungan potensi pariwisata di Indonesia saat ini sangat menghawatirkan akibat merebaknya virus Korona di seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Salah satu rencana kebijakan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan angka kunjungan wisata di tengah-tengah merebaknya kasus virus Korona atau Covid-19 adalah menyiapkan anggaran sebesar Rp72 miliar untuk mendanai influencer atau media sosial.
Harapannya, media sosial yang mempunya viewers dan engagement dari berbagai negara, bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.
Hal ini diharapkan dapat menekan dampak pariwisata yang semakin menurun akibat Covid19. Media sosial ini diharapkan bisa mengangkat kembali angka kunjungan pariwisata di nusantara ini.
Tentunya hal ini bukan perkara mudah bagi pemerintah Indonesia yang sebelumnya harus terlebih dahulu mendata influencer yang akan digandeng pemerintah.
Anggaran Rp72 miliar yang dikeluarkan dari dana APBN tentu saja harus digunakan semaksimal mungkin, mulai dari promosi dan familiarization trip untuk pengenalan destinasi wisata di berbagai daerah di Indonesia.
Dana tersebut juga termasuk biaya travel agent, kerja sama, joint promotion hingga travel operator. Bukan hanya dana Rp72 miliar yang akan dikeluarkan pemerintah tetapi ada juga pendanaan lain seperti untuk maskapai dan biro perjalanan sebesar Rp98,9 miliar.
Dana untuk promosi sebesar Rp103 miliar dan untuk kegiatan pariwisata sebesar Rp25 miliar. Dengan demikian, pemerintah menganggarkan dana tambahan khusus untuk sektor pariwisata tahun ini sebesar Rp298 miliar.
Yang mana dengan dana tersebut maskapai diharapkan memberikan diskon 30 persen untuk penumpang atau wisatawan nusantara (wisnus).
Diskon tersebut akan digunakan untuk 10 tempat tujuan yang dinilai memberikan dampak pariwisata yang menjanjikan seperti Batam, Bintan, Yogyakarta, Malang, Danau Toba, Manado, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Mandalika dan Bali.
Muncul keraguan di kalangan berbagai pihak apakah langkah ini merupakan jalan yang efektif dan memberikan dampak yang signifikan untuk perekonomian Indonesia.
Kebijakan ini terus dievaluasi oleh pemerintah. Banyak sekali evaluasi yang dilakukan mulai dari pertimbangan angka penyebaran virus yang masuk ke Indonesia akibat berdatangannya wisatawan dari luar negeri.
Pada tanggal 5 Maret 2020, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan bahwa anggaran promosi wisata, dan dana influencer sebesar Rp72 miliar resmi ditunda.
Hal ini dikarenakan pada tanggal 2 Maret, Presiden RI Joko Widodo resmi mengumumkan bahwa Indonesia positif virus Korona atau COVID-19.
Namun hal ini tidak menghalangi pemerintah untuk terus mengembalikan perekonomian Indonesia yang lemah akibat virus Korona. Simulasi lain tetap diberikan dengan memberikan diskon tiket untuk wisatawan dalam negeri dan insentif pajak di sektor perhotelan.
Insentif itu diberikan secara tidak langsung kepada wisatawan (mancanegara) dari daerah yang sudah diperkirakan tidak menjadi episentrum dari virus Korona.
Dengan demikian Indonesia ingin selalu menjaga pertumbuhan perekonomian agar selalu stabil. Juga selalu berkeinginan kuat utuk menjaga dan melindungi Indonesia dari penyebaran virus Korona atau COVID-19 ini.
Insentif untuk tiket pesawat dan bebas pajak perhotelan inilah yang diharapkan membuat minat wisnus mengunjungi daerah wisata, karena diberi kemudahan yakni ongkos pesawat yang murah dan kamar hotel yang murah.
Semoga kasus ini cepat berlalu, sektor pariwisata kembali maju seperti sedia kala. Banyak pengunjung dari negara asing, supaya ekonomi di banyak sektor tetap jalan semestinya.***