Badan Usaha Masyarakat Desa (BUMDes) Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan menciptakan inovasi usaha baru. Kini, BUMDes Teluk Bakau memproduksi maggot, sebagai pakai ikan yang berkualitas ekspor.
BINTAN – MUNGKIN masih asing bagi sejumlah kalangan, ketika mendengar maggot. Maggot adalah larva/ulat atau belatung yang dihasilkan dari serangga bernama black soldier fly (BSF). Maggot merupakan serangga pemakan bahan organik seperti sayuran, limbah rumah tangga, dan limbah restoran.
Dengan kemampuan tersebut, maka maggot bisa mengurai sampah organik dengan baik. Dengan makanan serba organik, protein pada maggot berkualitas tinggi, dan menjadi sumber protein yang baik bagi ikan. Di era sekarang, maggot menjadi pakan alternatif untuk budi daya ikan. Terkadang ada pula yang menjadikan maggot sebagai pakan (makanan) bagi ternak.
Nah, BUMDes Teluk Bakau sudah memproduksi maggot ini. Budi daya maggot tersebut menjadi usaha baru, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Diharapkan dengan budi daya maggot ini, Desa Teluk Bakau mampu menjadi desa unggulan dalam pengolahan dan pemanfaatan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual.
Rahmat selaku Ketua Posyantek Desa Teluk Bakau mengatakan, budi daya maggot yang dilakukan bersama empat rekannya, memberikan hasil yang positif. Bahkan atas beberapa inovasi baru, budi daya ini sempat meraih peringkat kedua dalam gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kepri, pada tahun 2019 silam.
”Alhamdulillah perkembangannya sangat baik. Dukungan dari Pemkab Bintan melalui Dinas PMD, juga amat sangat membantu. Sekarang sudah ada beberapa tempat membudidayakannya. Ke depannya akan ada beberapa terobosan baru dan pengembangan lokasi budi daya ini,” ujarnya.
Di sela kunjungan ke tempat budi daya maggot, Bupati Bintan H Apri Sujadi mengapresiasi atas inovasi cerdas ini, Minggu (8/3) kemarin. Menurutnya, inovasi semacam ini sangat diperlukan. Apalagi, ekonomi di era global sekarang, sangat ketat persaingan. Bupati yakin, dengan ketekunan dan manajemen yang baik, budi daya maggot ini bisa menjadi peluang ekonomi warga.
Selain pelaku budi daya maggot mendapatkan penghasilan, Bintan tidak perlu lagi melakukan impor pakan ikan atau ternak. Karena selama ini, pakan ikan dan ternak yang dibeli di pasaran, cukup menguras kantong.
Apri Sujadi mendorong pelaku usaha budi daya maggot untuk terus menekuninya. Serta membiki pasar maggot yang tepat.
”Kami sangat mendukung usaha ini. Jika berhasil, bukan tidak mungkin Desa Teluk Bakau bisa mengekspor maggot ini, untuk kebutuhan pakan ikan di pasar internasional. Nah, bagi pelaku budi daya ikan maupun peternakan, saatnya beralih ke maggot. Ini pakan berkualitas tinggi, dan berkelas ekspor,” ucap Apri Sujadi, didampingi Ketua PKK Bintan Deby Maryanti. (fre)