15 Mahasiswa Universitas Nasional Singapura Kunjungi Lingga
Mahasiswa Singapura tertarik mendalami seperti apa seni dan budaya masyarakat suku laut yang ada di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri. Mereka pun turun kesana.
LINGGA – KARENA itu, sebanyak 15 orang rombongan mahasiswa-mahasiswi dan dosen dari Universitas Nasional Singapura berkunjung ke perkampungan suku Komunitas Adat Terpencil (KAT) selat Kongky dan Kojong, Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga.
Tujuan kedatangan para mahasiswa negeri Singa Laut itu adalah untuk melihat secara langsung kehidupan Komunitas Adat Terpencil (KAT) suku laut dalam program Lintas Budaya dan Seni Budaya Suku Laut, Senin (24/2).
Banyak hal yang dilakukan rombongan mahasiswa asal Singapura di Kojong. ”Mereka belajar banyak hal dari kehidupan orang suku laut,” ujar Susi Yenty, Kepala bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin di Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemkab Lingga, kemarin.
Dikatakannya, selain itu dalam kunjungan tersebut para mahasiswa juga melakukan kegiatan sosial memberikan alat tulis dan baju yang layak pakai.
”Kami juga berkesempatan mempromosikan pariwisata daerah kepada rombongan tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kajang Densy Diaz yang turut menerima rombongan memberikan apresiasi untuk Universitas Kebangsaan Singapore yang sudah berkunjung ke perkampungan suku Komunitas Adat Terpencil seperti laut Pulau Kojong.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikannya bahwa mereka mahasiswa luar negeri mau belajar kearifan lokal dan budaya suku laut.
”Semoga apa yang mereka dapatkan dengan waktu yang singkat itu dapat menjadi referensi, bahwa Kabupaten Lingga memang kaya dengan budaya,” kata Dendy Diaz.
Kedatangan mahasiswa ini juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat. ”Semoga kedatangan rombongan bisa menjadi motivasi bagi masyarakat suku laut untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan,” imbuhnya.
Selain di Kabupaten Lingga, masyarakat suku laut pun ada juga di Bintan. Mereka tidak punya rumah dan tinggal di laut.
Awal tahun 2019 lalu, anak-anak suku laut yang ada di Dapur Arang Desa Kelumu Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, akhirnya memiliki taman bacaan.
Meski sifatnya sederhana, namun hadirnya taman bacaan ini sangat berarti untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak yang ada di desa itu.
Taman bacaan itu sendiri merupakan hasil kerja keras dan kegigihan para seluruh anggota Yayasan Kajang hingga akhirnya taman bacaan yang selama ini diharapkan bisa terwujud.
”Semoga dengan adanya taman bacaan ini dapat menumbuhkan minat baca anak-anak di sini,” Ketua Yayasan Kajang Densy.
Densy berharap, taman bacaan ini dapat dijaga keberadaannya, begitu juga buku yang ada juga bisa dijaga dan dirawat oleh anak-anak dan para orangtua yang ada di Dapur Arang Desa Kelumu.
Selain itu, Densy mengaku dengan meningkatnya minat baca anak-anak suku asli komunitas adat terpencil (KAT) tersebut, setidaknya menjadi modal pembangunan ke depan. Hal ini juga dapat diselingi dengan kegiatan produktif yang bernilai ekonomis.
”Mudah-mudahan taman bacaan di alam terbuka ini dapat memberi dampak yang baik,” katanya menambahkan.(TENGKU)