Tak Berkategori  

Batam Terpilih dalam Program Pengembangan Pulau Berkelanjutan

BATAM – Kota Batam terpilih dalam program Sustainable Island Initiative (SII) atau pengembangan pulau berkelanjutan. Pemko Batam dan Denmark, menjalin kerjasama, dalam menyelenggarakan acara sustainable island Batam. Kegiatan itu diharap, dapat mendorong keduanya berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengelolah lingkungan. Khususnya limbah padat atau sampah yang dapat memajukan Batam dalam pengelolaan sampah.

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyambut baik kedatangan Kedutaan Besar Denmark dan Kerajaan Denmark, Kamis (27/2). ”Pada prinsipnya Pemko Batam sangat welcome dan merasa terhormat terpilih sebagai salah satu pulau dalam program Sustainable Island Initiative bersama Pulau Lombok,” katanya.

Disampaikan, kepada Kedubes Denmark di Jakarta beserta rombongan dari Kerajaan Denmark yang telah bekerjasama dengan Pemko Batam. Kerjasama dimaksud, dalam menyelenggarakan acara Sustainable Island Seminar Batam.

”Tentunya dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian ESDM karena acara seminar ini merupakan awal dari program Sustainable Island Inisiative,” ujar dia.

Kegiatan ini dilatarbelakangi atas surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya. Nantinya, pembahasan pengusulan Batam untuk menjadi lokasi kedua pelaksanaan proyek Sustainable Island Inisiative.

”Program SII ini bertujuan meningkatkan kapasitas regional dalam mengimplementasikan solusi lingkungan hijau dan berkelanjutan,” tegasnya.

Khususnya daerah kepulauan di sektor energi dan manajemen limbah padat atau sampah. Atas pertimbangan dari KLHK, diusulkan Pulau Lombok dan Pulau Batam yang ditunjuk mengikuti program tersebut dan telah dilaunching Rabu, (26/2).

”Tentunya merupakan kebanggaan bahwa Batam menjadi pilihan program SII ini, karena Kota Batam memiliki karakteristik sebagai pulau kecil, dengan jumlah 400 pulau, terdiri atas tiga pulau besar pulau besar dan pulau-pulau kecil lainnya,” ujarnya.

Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai 1,2 juta jiwa, tentunya akan memberikan tekanan terhadap lingkungan hidup. Salah satunya tekanan dari timbulan sampah yang di hasilkan. Volume timbunan sampah mencapai 1000 ton sehari.

”Hampir 80 persen berakhir pengelolaan nya di TPA Telagapunggur dengan metode control landfill,” harap dia.

Dari luasan lahan TPA Telaga Punggur 46,8 hektar, yang sudah terpakai sampai dengan saat ini 24,3 hektar. Mengingat luasan TPA Telaga Punggur sangat terbatas. Sementara volume sampah yang masuk Telaga Punggur setiap tahun meningkat secara signifikan seiring dengan perkembangan kota Batam.

”Sehingga perlu manajemen pengelolaan sampah yang tepat antara lain melalui upaya pengurangan sampah,” harap dia.

Diharapkan Amsakar, Batam akan mendapatkan manfaat sebesar besarnya bagi upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Khususnya dalam hal pengelolaan sampah dan untuk terus menjadikan Batam bersih dan asri. Sehingga visi kota Batam menjadi salah satu kota destinasi wisata Indonesia dapat terwujud.

”Dengan dukungan kita semua diharapkan semua lingkungan Batam bebas dari sampah, baik di jalan, pemukiman, pertokoan, sungai dan laut batam bebas dari sampah,” pintanya mengakhiri. (mbb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *