Tak Berkategori  

Kekhawatiran Itu Reda

Oleh: Indah Sari Devi
Mahasiswi Stisipol Raja Haji Tanjungpinang
Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Virus Korona adalah virus mematikan yang harus dikenali gejalanya. Virus ini menyerang sistem pernapasan.

Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, dan bahkan kematian. Baru-baru ini kita digemparkan berita WNI dari Wuhan Cina akan dievakuasi ke Natuna dengan jumlah 238 orang.

Di sana mereka menjalani karantina dan observasi selama 14 hari. Kedatangan mereka pun menimbulkan kesalahpahaman masyarakat Natuna.

Warga menganggap WNI tersebut membawa virus Korona dari Wuhan. Karena virus ini sangat berbahaya dan mudah menular, warga pun merasa khawatir dan ketakutan akan terjadi sesuatu hal.

Masyarakat Natuna pun menggelar demo karena takut tertular virus Korona. Kekhawatiran warga hingga adanya penolakan terhadap WNI yang sudah dipulangkan, sejauh ini belum terbukti.

Namun sebagian masyarakat di Pulau Natuna sudah sempat memprotes kedatangan mereka karena takut terpapar. Sejumlah masyarakat setempat sempat melakukan aksi demo yang menolak kedatangan WNI dari Wuhan dengan melakukan unjuk rasa di depan Lanal Ranai dan di halaman Kantor DPRD Natuna.

Salah satu pejabat Pemerintah Kabupaten Natuna, Defrizal sempat mengeluarkan pernyataan, warga menolak karena resah akan terdampak virus Korona.

Yang membuat masyarakat kecewa terhadap pemerintah pusat tentang evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna karena informasi mengenai virus Korona itu tersebar di media sosial dan televisi luar biasa menakutkan dampaknya.

Warga sebagai orang awam memahaminya juga begitu. Sementara Menteri Kesehatan RI tidak ada sosialisasi kepada masyarakat Natuna, terutama Pemkab Natuna sama sekali tidak mengetahui masalah ini dan tidak dilibatkan mengenai lokasi observasi tersebut akan dilakukan di Natuna.

Makanya terjadi penolakan dari masyarakat Natuna terhadap kemungkinan adanya virus Korona terbawa WNI dari Wuhan.

Kedatangan WNI yang dievakuasi ini memang sangat tiba-tiba dan tanpa sosialisasi dari Menteri Kesehatan apa sebenarnya virus ini dan cara mengatasinya jika nantinya virus itu menular.

Sedangkan dilihat dari gambaran dokter yang mengatasi virus Korona saja sampai memakai alat yang lengkap untuk mengobati korban virus Korona tersebut.

Sedangkan masyarakat Natuna saja kehabisan stok masker dan itu membuat masyarakat di Natuna merasakan ketakutan dan kekhawatiran takut menularnya virus Korona tersebut.

Sebenarnya masalah ini harus diluruskan lagi karena kurangnya sosialisasi atau komunikasi pemerintah pusat terhadap Pemkab Natuna supaya tidak terjadi kesalahpahaman dari awal.

Yang membuat masyarakat Natuna ini tidak mau menerima WNI dari Wuhan karena merasa masalah sebesar ini kenapa harus dilakukan ke Natuna.

Sedangkan wilayah Natuna kecil. Peralatan rumah sakit saja tidak lengkap. Orang Natuna sakit berobatnya keluar kota karena kurangnya fasilitas rumah sakit Natuna dan juga timbulnya berita hoax yang menyebutkan jarak lokasi karantina ke tempat warga 5 Km, padahal hanya 1,7 Km saja jauhnya dari permukiman warga.

Berita-berita seperti ini bisa menimbulkan dampak rasa ketakutan dan kekhawatiran masyarakat Natuna.

Warga Natuna bukan tidak mau menerima WNI di sana. Namun ada rasa khawatir terlebih kurangnya sosialisasi.

Sehingga warga Natuna sempat disebut tidak NKRI. Tidak berperikemanusiaan karena menolak keluarganya sendiri.

Perlu diketahui pada tahun 1975 ada ribuan pengungsi dari Vietnam yang datang ke Natuna dan itu ditampung di rumah-rumah penduduk.

Akibat karantina itu, sempat menimbulkan dampak terhadap Natuna sendiri khusus nya di Kota Ranai yang menjadi tempat karantina WNI Wuhan.

Dengan adanya observasi ini sudah menimbulkan dampak negatif di Kota Ranai. Pasar pusat pembelanjaan masyarakat Natuna sempat sepi dan sebagian masyarakat Natuna pun pergi ke pulau-pulau lain.

Tetapi Alhamdulillah, selama karantina WNI dari Wuhan di Natuna tidak terjadi apa-apa. Sekarang sudah selesai dan mereka pun dinyatakan negatif atau tidak terjangkit virus Korona tersebut dan sudah kembali ke rumahnya mereka masing-masing.

Pemulangan WNI dari Wuhan dibawa naik pesawat TNI AU. Ada tiga pesawat TNI AU membawa 238 WNI. Pesawat tersebut bergerak lepas landas dari Lanud Raden Sadjad di Natuna sekitar pukul 13.10 WIB, Minggu.

Diikuti perwakilan WHO, Menteri Kesehatan yang menumpang di salah satu pesawat bersama 238 WNI dan dilepas warga Natuna, Kepulauan Riau.

Para WNI tersebut memegang bendera Merah Putih berukuran kecil. Sebelumnya, pada 1 Februari 2020 warga Natuna sempat memprotes kedatangan WNI tersebut.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *