Tak Berkategori  

Kawasan FTZ Dompak-Senggarang Minim Infrastruktur

Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) Senggarang dan Dompak masih jauh dari harapan.

TANJUNGPINANG – TANPA ada dukungan infrastruktur, investor bakal enggan untuk masuk ke sana. Kawasan itu sudah diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu tahun 2009. Hingga kini tak sataupun investor masuk. Meskipun Badan Pengusahaan (BP) Tanjungpinang sudah melakukan sosialisasi ke para pengusaha.

Hal ini diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri H Iskandarsyah, kemarin.

”Nihil infrastruktur, pengusaha pikir-pikir mau berinvestasi,” ujarnya.

Sambung dia, Senggarang sebagai pusat pemerintahan Kota Tanjungpinang, minim pembangunan atau dinilai mati suri. Padahal, ada 1.333 haktare lahan di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ), tapi belum ada investasi masuk. Begitu juga di kawasan FTZ Dompak.

Ia mengharapkan agar Pemko dan Pemprov Kepri bersama dengan BP Tanjungpinang untuk membenahi kawasan Senggarang dan Dompak agar tidak lagi jadi kota mati suri. Lahannya luas tapi minim pembangunan. Ia menilai FTZ adalah produk unggulan, mestinya membawa perubahan ekonomi di Tanjungpinang. Tapi, kenyataanya nihil.

Ia sarankan infrastruk yang perlu dibangun disana, selain jalan dan listrik harus ada, kawasan industri, juga kalah pentingnya adalah status lahan yang ada di kawasan tersebut juga harus jelas. Banyak lahan di kawasan tersebut masih milik ketiga, artinya masih milik masyarakat yang belum dibebaskan oleh pemerintah.

”Maunya investor itu, ia datang untuk berinvestasi, langsung star. Mereka tidak lagi memikirkan membangun gedung, membangun jalan, membangun air dan jaringan listrik,” ujarnya.

Hal halnya disampaikan Bobby Jayanto, anggota DPRD Provinsi Kepri, daerah pemilihan (Dapil) Tanjungpinang.

Kata Bobby, mestinya BP Tanjungpinang dan Pemko tidak membiarkan dua kawasan itu mati suri. Mestinya, dua kawasan itu berkembang karena para pengusaha di berikan kemudahan untuk berinvestasi di lokasi tersebut. Tapi, kata Bobby sangat di sayangkan, sejak diluncurkan Januari 2009 lalu di Batam, tak ada kehidupan di kawasan itu.

”Berharap adanya FTZ bisa banyak lowongan pekerjaan. Kondisinya mati suri,” kata Bobby Jayanto.

Kata dia, mestinya, Pemko dan BP Tanjungpinang, berkoordinasi untuk bangun infrastruktur di kawasan itu. Sumber dananyabisa dari Pemprov Kepri, Pemko Tanjungpinang bahkan dari dana APBN.

Sambung dia, di kawasan Sengarang harus di percantik, Wako bersama dengan kabinet barunya, harus bisa membuat Senggarang pusat pemerintahan yang bisa dijadikan objek wisata. Pemerintah daerah juga harus membuat desain, mana saja kawasan FTZ, kawasan perumahan, kawasan tempat wisata dan kawasan untuk perumahaan.

Kemudian, cocok dibangun rumah susun atau komplek perumahan khusus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kota Tanjungpinang. Jadi, bagi PNS belum memiliki rumah, bisa memiliki rumah di kawasan tersebut dengan harga subsidi.

Ditegaskan dia, pada pukul 17.00 WIB, kalau kita jalan-jalan ke Senggarang sangat sepi.

Ia harapkan BP Tanjungpinang dan Walikota, harus bersinergi, untuk mendatangkan investor di kawasan tersebut. Kemudian, kawasan FTZ Senggarang di daerah mana saja dan lahan milik warga yang belum di bebaskan daerah mana saja. Data tersebut sangat penting, agar pemerintah daerah juga bisa membangun infrastruktur di kawasan FTZ Senggarang.

Ia juga sarankan, lahan tidur yang ada di kawasan FTZ, baiknya digesah untuk dibangun. Namun, bagi pemilih lahan yang lahannya tidur, tidak dibangun pemerintah juga harus tegas, untuk mengelola lahan tersebut, supaya bermanfaat bagi masyarakat.

”Kan sudah ada aturannya, kalau tak salah lahan tidur yang sudah tidur bertahun-tahun tapi tidak dikelola pemiliknya, bisa disita oleh negara,” ujarnya.

Masih kata Iskandarsyah, ia juga meminta agar ka wasan Rumah Adat di Senggarang benar-benar di fungsikan. Harus dibenahi termasuk di buat akses jalan, tempat untuk duduk-duduk seperti taman di kawasan tersebut.

”Kemudian di Senggarang harus sering dibuat event, agar Senggarang ekonominya berkembang dan tidak mati suri seperti saat ini,” ujarnya. Ia melihat view kawasan Senggarang cukup cantik dan indah. (Bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *