TANJUNGPINANG – Sampah yang menumpuk dan berserakan di kawasan Pelantar, Pasar Kota Lama di Tanjungpinang, membikin RM Hafiz Panji H mahasiswa Stisipol Tanjungpinang meraih predikat juara nasional, pada lomba fotografi, baru-baru ini. Lomba fotografi tingkat nasional Pekan Raya Biologi 2020 itu, dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.
Lomba fotografi tingkat nasional ini mengangkat tema pencemaran lingkungan. Dengan tujuan mewujudkan saintis muda yang unggul untuk Indonesia maju. Dalam mengikuti lomba fotografi ini, Hafiz mendaftar dan menyerahkan foto sampah berserakan yang terapung di kawasan Pelantar, Tanjungpinang. Dari tumpukan sampah pada aliran sungai kecil itu, terlihat aktivitas seorang penambang becak yang mencari nafkah, di antara satu mobil lori pengangkut barang.
Hafiz mengambil potret tumpukan sampah di kawasan pelantar ini, agar masyarakat sadar, agar tidak membuang sampah sembarangan, di tepilaut maupun di kawasan pasar. Cukup ironis, jika kebiasaan buruk ini dilakukan warga Kota Tanjungpinang yang merupakan peraih Piala Adipura, sejak beberapa tahun lalu.
Selain itu, Hafiz menyampaikan melalui foto, bahwa sampah menjadi satu persoalan penting untuk diatasi, guna menghindari pencemaran lingkungan. Foto tersebut, dipotret (diambil) Hafiz pada tanggal 20 Januari 2020 lalu, bertepatan hari terakhir pengiriman foto kepada panitia penyelenggara.
”Saking kan banyaknya sampah di kota kita (Tanjungpinang), foto itu yang saya kirim dalam lomba fotografi tingkat nasional itu. Saya senang, foto saya menang dan juara nasional pada lomba itu,” kata Hafiz, mahasiswa semester IV jurusan Ilmu Pemerintahan Stisipol Tanjungpinang ini, Minggu (2/2) kemarin.
Dalam lomba ini, Hafiz meraih sertifikat penghargaan dan uang tunai. Meski tidak besar nilainya, menjuari lomba fotografi tingkat nasional menjadi satu kebanggaan bagi Hafiz. Minimal, bisa menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap sampah.
”Sekarang, mari kita ubah pola pikir. Bahwa sampah itu bukan sumber masalah. Tapi, sampah juga dapat bernilai ekonomi, jika kita olah kembali,” demikian pesan Hafiz, didampingi ibunya. (fre)