Minat masyarakat Tanjungpinang khususnya kaum pria untuk ber-KB masih sangat rendah sekali.
TANJUNGPINANG – Hal itu menjadi tantangan bagi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang.
Tahun 2019 lalu, hanya ada dua masyarakat Tanjungpinang khusus kaum pria yang sudah ber-KB. ”Meskipun kurang diminati masyarakat tapi kami terus berupaya menggalakkan dan mensosialisasikan KB pria dengan Metode Operasi Pria atau vasektomi,” kata Kata Rustam, Kepala Dinas Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, saat dihubungi kemarin.
Kata dia, alasannya banyak pria tidak mau ber-KB karena tanggapannya banyak miring. Misalnya, kalau sudah ber KB ia takut kalau kejantannya hilang. Padahal, secara medis tidak ada pengaruh terhadap kejantanan pria.
Rustam menjelaskan di Tanjungpinang sudah ada lima kampung KB yang sudah didirikan pemerintah dan masyarakat. Yakni, Kampung KB Tanjung Unggat, Kampung Bulang, Kampung Bugis, Tanjungpinang Barat dan Kampung KB Dompak.
Kemudian, satu balai penyuluhan KB ada dua sudah dibuat, yakni satu di Bukit Semprong Tanjung Pinang Barat dan satu lagi di Kelurahan Melayu Kota Piring.
”Tahun 2020 kita bangun lagi satu balan penyuluhan KB di Kampung Lama Dompak,” kata Rustam.
Sambung dia, usia subur yang sudah memiliki anak lebih dari dua tapi tidak ber KB masih ada tetapi tidak banyak. Namun, KB aktif cukup tinggi, di atas 65 persen dari pasangan usia subur yang ada di Tanjungpinang.
”Yang ingin menunda anak atau tidak ingin anak lagi tetapi tidak ber KB masih ada sekitar 11 persen. Ini yang terus kita edukasi agar menjadi peserta KB. Biasanya mereka beralasan umur sudah tua dan sudah lama tidak melahirkan sehingga menganggap tidak akan hamil lagi,” ujarnya.
Masih kata Rustam, beberapa sasaran yang ingin kita capai di tahun 2020 antara lain yakni menurun angka kehamilan pada perempuan di bawah usia 20 tahun melalui pendewasaan usia pernikahan. Kemudian, meningkatkan median umur pernikahan pertama perempuan menjadi di atas 22 tahun. Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi efektif jangka panjang IUD dan implan serta medis operasi wanita dan pria.
”Kita juga melakukan pembinaan kepada para remaja dan generasi muda tentang pentingnya mempersiapkan keluarga yang berkualitas dengan perencanaan keluarga, melalui program Genre (Generasi Berencana) dan PIK- R ( Program Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di sekolah sekolah dan masyarakat,” ujarnya. (ABAS)