Tak Berkategori  

Ganti Pipa di Tengah Jalan Butuh Rp58 M

Komisi I DPRD Kota Kunjungi PDAM Tirta Kepri

TANJUNGPINANG – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri Tanjungpinang membutuhkan anggaran Rp58 miliar, untuk menganti pipa utama yang terbenam di tengah jalan umum, di pemukiman warga dan pemakaman. Akibatnya, banyak pipa yang pecah. Panjang kurang lebih 12 kilometer

Hal ini diungkapkan Direktur PDAM Tirta Kepri Tanjungpinang Mamat saat menerima kunjungan Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang di ruang rapat PDAM Tirta Kepri Tanjungpinang, Jumat (31/1).

Menurut Mamat, untuk pengadaan jaringan baru tahun menggunakan anggaran bertahap. Dijelaskannya, meskipun sudah tidak memungkin dilakukan lewat APBD Kepri tahun 2020, pihaknya bersama Pemprov Kepri berusaha untuk mendapatkan dukungan APBN. Karena kebutuhan pengadaan jaringan baru dari km 10 sampai km 8 memerlukan anggaran sebesar Rp15 miliar.

Kedatangan rombongan Komisi I DPRD itu langsung dipimpin Ketua Komisi Novaliandri Fathir, Wakil ketua Sri Artha Sihombing, Sekretaris Komisi Reni, Hj. Rosiani dan anggota lainnya. Kedatangan mereka disambut hangat Direksi PDAM Tirta Kepri, Mamat berserta jajarannya lainnya.

”Kita minta PDAM, memaksimalkan pelayanan masyarakat disamping itu juga kita berharap Pemprov benar-benar mendukung, bahwa memang saat ini PDAM Tirta Kepri (BUMD) miliknya,” ujar sekretaris Komisi I Reni kepada Tanjungpinang Pos, Jumat pagi.

Reni menuturkan, dalam pertemuan yang singkat itu direksi BUMD seperti mencurahkan hati (Curhat) kepada mereka tentang apa yang selama ini mereka bangun.

Karena memang tidak didukung dengan anggaran yang maksimal, serta kerjasama pemerintah baik provinsi sampai ke daerah, maka kondisi ini menurutnya akan terus terjadi mengingat fasilitas yang saat ini dikelola mereka sudah cukup menghawatirkan.

”Kita sangat berharap tahun berikutnya Pemprov menganggarkan kebutuhan untuk peremajaan pipa-pipa PDAM yang sudah tua ini, ada pipa yang sejak tahun 1971 sampai dengan hari ini masih digunakan, ada juga yang sejak tahun 1998 sampai saat ini, dipakai,” jelas Reni.

Menurut Reni, semua kebutuhan ini memang sangat tergantung pada anggaran bekanja daerah.

”Kebutuhan air ini, merupakan kebutuhan primer, ribuan pelanggan yang ketergantungan dari sini,”tegas Reni.

Politisi Hanura Tanjungpinang itu menekankan, jika ke depan terus menerus Pemerintah acuh tak acuh dengan kondisi jaringan pipa PDAM Tirta Kepri ini, maka nasibnya akan sama dan banyak pihak yang dirugikan. ”Persoalan saat ini, anggaran belum disetujui, ini kendala yang dihadapi PDAM,”sebutnya.

”Kita tetap berupaya pada 2020 ini sudah dimulai proses pembangunan jaringan baru. Namun jika tidak dapat, komitmen Plt Gubernur adalah tetap dilakukan pada 2021 mendatang,” tegas Mamat.(ais)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *