MBS beberapa daerahs udah menrapkan Pendidikan gratis tapi jangan dipaksakan materi pelajaran yang terlalu banyak ke anak sekolah. Sampai-sampai harus pulang kesorean. Kami terpaksa harus memasukan anak ke les private karena kami takut nilainya kecil. Pendidikan itu mesti sesuai dengan kebutuhan dan tingkatkan pelajaran agama dan pendidikan karakter. Jangan paksakan pendidikan yang tak efektif, kasihan anak-anak perlu waktu rileks juga.
+6283185881924
TANGGAPAN :
Kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu banyak. Sehingga sulit bagi siswa untuk belajar sambil gembira.
Saya meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperhatikan kebutuhan dan karakteristik anak dalam penggodokannya.
Harusnya kurikulum untuk anak saat ini bebas belajar dengan gembira, maka hasilnya jauh lebih optimal.
Setiap anak seyogyanya mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga kurikulum pendidikan yang diterapkan harusnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Sekolah non-formal yang ia kelola justru menghasilkan lebih banyak lulusan yang unggul. Karena belajarnya di sana, siswa lebih refresh.
Hingga November 2019 kasus bullying se-Indonesia meningkat. Saat ini di Pulau Jawa, polisi berhasil mengungkapkan kasus bullying sudah rata-rata 80 persen.
Kasus bullying meningkat. Saya mengajak kita semua memperhatikan anak-anak kita serta mengawasi lingkungan
Mendidik anak pada era modernisasi seperti sekarang ini, bukan dengan tindak kekerasan namun lebih kepada perhatian dan cinta kasih.
Jangan perlakukan anak seperti robot, sejak dini berikan kasih sayang dan apresiasi setinggi-tingginya kepada anak, karena paling awal adalah keluarga. Bagaimana anak dipeluk, dicium, diberikan kasih sayang dibacakan dongeng diajarkan mengaji, dan sebagainya.
Salah satu cara mendapatkan generasi muda berkualitas adalah dengan memberikan apresiasi dan selalu mendukung serta mampu dengan jeli melihat potensi yang dimiliki anak. (ais/mas)
Dr. Seto Mulyadi, M.Psi
Pemerhati Pendidikan dan Perlindungan Anak Indonesia,