Pembuang Limbah Hitam Tak Pernah Ditangkap
Setiap tahun minyak hitam mengotori pantai Bintan. Jumlahnya bukannya sedikit. Ribuan ton. Ada dugaan, minyak ini sengaja dibuang di sana untuk merusak sektor wisata Bintan.
BINTAN – AKIBAT banyaknya minyak hitam (sludge oil) yang dibuang ke laut, akhirnya pantai-pantai wisata berkelas dunia di Bintan tercemari.
Para turis pun gerah melihatnya. Mereka tidak bisa lagi mendekat ke pantai. Padahal, mereka datang berlibur untuk menikmati keindahan laut Bintan dengan butiran pasirnya yang putih.
Kini, pantai berpasir halus itu sudah berubah hitam. Turis-turis pun mengambil foto dan video itu dan membagikannya di media sosial mereka.
Otomatis, berita buruk ini cepat menyebar. Karena itulah, ada dugaan laut Bintan dicemari dengan limbah minyak hitam untuk merusak citra kawasan wisata Bintan.
Dari peninjauan Plt Gubernur H Isdianto terungkap bahwa minyak hitam itu hampir setiap hari mencemari kawasan wisata Lagoi serta pesisir Pantai Trikora Bintan. Ada dugaan pembuang limbah melakukannya tiap hari.
”Kita sedang mendata berapa banyak pihak swasta yang terdampak dengan pencemaran ini. Kita akan koordinasikan pemerintah daerah dengan kementerian,” sebut Isdianto saat inspeksi mendadak ke gudang penyimpanan limbah B3 Nirwana Lagoi.
Pencemaran limbah hitam ini, menurut pengelola Pantai Nirwana Lagoi, masuk hampir setiap pagi. Limbah ini bahkan sangat mengganggu kunjungan wisatawan, serta merusak keindahan Pantai Lagoi bahkan seluruh pantai di Bintan.
Selain itu, alat tangkap nelayan juga banyak yang rusak karena tak bisa terpakai lagi kalau terkena limbah minyak hitam ini.
”Untuk musim ini saja, limbah ini yang kami kumpulkan ada ribuan ton. Sudah sering pengunjung komplin, bahkan sampai mengatakan tak mau lagi berkunjung ke sini,” sebut Wahab Group General Meneger Lagoi.
Di depan Isdianto dan rombongan TNI/Polri yang mendampingi, Wahab menceritakan kejadian tersebut bahkan sudah pernah disampaikan ke Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait pencemaran limbah sludge oil di kawasan wisata Lagoi.
”Kami juga sudah sampaikan ke Pak Menteri Luhut dengan limbah ini, efeknya pada kunjungan turis sangat banyak. Kita sebenarnya tidak mau sampai keluar, tapi kadang turis yang berkunjung memposting kejadian ini di website mereka. Kalau sudah seperti ini, efeknya sangat merusak minat kunjungan wisata ke Bintan,” jelas Wahab.
Dalam kesempatan yang sama, Danlantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Arsyad Abdullah menyampaikan melihat kejadian itu tentu ada faktor kesengajaan yang dilakukan oknum di perairan Kepri.
”Ini faktor kesengajaan, karena hampir setiap tahun terjadi. Kami tawarkan agar diberi jaring pembatas, paling tidak dapat mengurangi,” sebut Arsyad.
Namun Arsyad tidak menjelaskan apa upaya pihak Lantamal Tanjungpinang selaku aparat keamanan laut di Kepri dalam mengungkap kasus yang rutin terjadi ini.
Turut mendampingi Danrem 033/WP Brigjen TNI Gabriel Lema, Kapolres Bintan, AKBP Boy Herlambang, Kadis LHK Nilwan.
Sebenarnya, kejadian yang sama seperti ini sudah lama terjadi. Namun tidak pernah ketahuan siapa yang membuangnya, apalagi menangkap pelakunya tidak pernah sama sekali.
Meski kerugian yang dialami Kepri, terutama nelayan dan pengelola resort wisata sangat besar, namun persoalan ini tak pernah dituntaskan. Tahun depan, kejadian yang sama akan terulang kembali!. (SUHARDI-MARTUNAS)