Tak Berkategori  

Kuliah Sambil Bikin Usaha

Dewi dan Nur Elisa Bikin Keripik dari Buah

Meski sibuk kuliah, bukan berarti tidak bisa membuka usaha sambil menjalankannya. Yang penting ada kemajuan, kerja keras dan bisa membagi waktu kuliah dan kerja.

TANJUNGPINANG – INILAH yang dilakukan dua mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang yang kini membangun usaha camilan keripik dari aneka buah.

Dia adalah Dewi Nurwati dari Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dan Nur Elisa dari Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP-UMRAH.

Keduanya mampu mengolah buah wortel, labu kuring, ubi, bengkoang, pepaya, pisang hingga kelapa menjadi keripik.

Dengan tekad dan keinginan yang kuat, Dewi dan Nur Alisa awalnya bermodalkan Rp200 ribu untuk bereksperimen mengolah buah menjadi keripik.

Bahkan hasil olahannya itu, Dewi dan Nur Alisa untuk sekedar mencari testimoni bagaimana produk yang mereka berdua apakah layak diproduksi.

”Saya dan Nur Alisa sebelumnya sudah mempunyai usaha sendiri. Namun kami berdua mencari dan mencoba untuk mengembangkan usaha bersama. Dengan bereksperimen membuat keripik dari buah untuk testimoni, kami sepakat untuk memulai usaha keripik buah dengan menggunakan merek dagang Ole-ole,” terang Dewi Nurwati, Jumat (9/1) kepada Tanjungpinang Pos.

Memang awalnya, lanjut Dewi, ia hanya membuat keripik dari bahan jantung pisang, pepaya serta kelapa. Setelah itu, sesekali Dewi dan Nur Alisa menjual produknya di Bundara Tugu Provinsi Kepulauan Riau di Dompak pada malam minggu.

”Alhamdulillah, awalnya kami jual di Tugu Provinsi Kepri keripik kami laku terjual. Satu bungkusnya dihargai Rp10 ribu dan Rp12 ribu,” sebut Dewi.

Dewi menjelaskan, usaha yang dirintisnya itu untuk menjadikannya mandiri tanpa harus bergantung kepada orangtua.

”Jadi alasan utamanya, karena ingin mandiri dan tidak ketergantugan dengan orang tua. Terpenting ingin menciptakan lapangan kerja. Serta mengajak teman-teman lain untuk memanfaatkan peluang atau potensi usaha dengan pemikiran yang kreatif,” jelasnya.

Ia tak menampik, awalnya ada keraguan yang ia rasakan bersama Nur Alisa apakah usaha yang dirintisnya mampu mencapai seperti apa yang diinginkannya yaitu cemilan itu menjadi oleh-oleh wisatawan di Tanjungpinag dan bisa bersaing di dunia usaha yang sudah go internasional.

”Namun untuk mengatasi keraguan itu kami tetap optimis dan fokus membuat produk dengan baik dan enak. Hingga penjualan produk dengan membuka lapak di Tugu Provinsi Kepri pada malam minggu serta melalui sistem online seperti instagram, whats App, Facebook serta Shopee. Kami saling menguatkan satu sama lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, Dewi berpendapat bahwa usaha yang dibangun banyak mahasiswa-mahasiswi selama 3 tahun belakngan ini kebanyakan dilakukan melalui online serta membuka stan bazar ketika ada acara mahasiwa.

Sebut saja melalui online shop berupa makanan-makanan ringan khas daerah masing-masing, serta berbagai minuman yang dikombinasi.

Namun menurut Dewi tidak jarang usaha tersebut mendapatkan risiko seperti kurangnya manajemen waktu.

”Dengan memanfaatkan peluang dan menekuni sebuah usaha tersebut, maka dari risiko yang dapat kami lihat, dari situ kami harus banyak berusaha lagi dan belajar dari wirausaha yang sudah lebih dulu sukses,” tutup Dewi.

Menumbuhkan jiwa entrepreneur sangat penting untuk ditumbuhkan di dalam jiwa seseorang. Terlebih jika jiwa entrepreneur itu ditanamkan sejak dini. Berdirinya suatu usaha itu bukan hal yang instan. Banyak kisah pengusaha sukses berawal dari dirintisnya usaha sejak kecil hingga bisa sukses.(ADLY ‘BARA’ HANANI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *