TANJUNGPINANG – Ria Ukur Rindu Tondang, anggota DPRD Kota Tanjungpinang minta kepada Pemko Tanjungpinang untuk menata kembali kawasan kuliner Melayu Square Tepilaut. Kalau sudah cantik secara tidak langsung bakal ramai dikunjungi para wisatawan nusantara. Dan, target pemerintah daerah untuk mendatangkan 360 ribu wisatawan nusantara (wisnu) bakal tercapai.
”Orang datang ke Tanjungpinang, yang pertama mereka cari tempat menginap atau hotel yang nyaman dan murah. Kedua tentu mencari makan yang sehat dan rapi,” ujarnya, kemarin.
Sebelumnya, Pemko Tanjungpinang berencana membangun foodcourt di kawasan Melayu Square Tanjungpinang. Tertunda dengan berbagai alasan diantaranya defisit anggaran serta perlu review DED yang ada sekarang.
Berbagai pihak menilai kawasan Melayu Square perlu pemugaran atau perbaikan biar lebih menarik. Mengingat dulunya menjadi salah satu pusat kuliner di Tanjungpinang.
Politisi PDIP ini melihat kondisi sekarang kurang representatif dan butuh sentuhan pembangunan dari pemerintah. Ia mendapatkan laporan setiap malam kawasan tersebut sudah ditinggal masyarakat. Kawasan yang dulunya ramai, juga penerang jalan umum minim. Jadi, kawasan itu seperti kawasan yang dibiarkan. Padahal, kata dia kalau dibenahi, akan menjadi lokasi tempat kuliner yang cantik di Tanjungpinang. Karena, viewnya cukup cantik.
”Kalau wisata mau maju, salah satu yang perlu dibenahi adalah kawasan Melayu Square,” harapnya.
Salah satu siswa SMAN 5 Tanjungpinang, Reynal mengaku Melayu Square bukan menjadi pilihan berkumpul bersama teman. Alasan utamanya karena suasanya yang tidak nyaman. Sudah banyak tempat ngumpul bersama-sama teman yang lebih bersih.
”Sekarang kurang menarik, seperti kawasan kumuh kurang ditata,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah melakukan penataan, apalagi alam sekelilingnya mendukung. Ini yang perlu manfaatkan pemerintah menjadi salah satu ikon.
”Harusnya Melayu Square juga segera pemugaran,,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Dewi yang mengaku tidak memilih Melayu Square tempat berkumpul dengan berbagai alasan. Pertama sarana pendukung lainnya tidak tersedia.
”WC nya kurang representatif, begitu juga dengan suasananya yang tidak ikonik lagi. Dulu ada podok-pondok tempat bersantai kini hanya kursi biasa saja. Jadi duduk di Melayu Square sama dengan di tempat lain,” tuturnya. Ia menilai, Pemko Tanjungpinang harus melakukan pembenahan lokasi tersebut, jangan sampai redup seiiring berjalannya waktu.
”Jangan sampai redup, padahal punya potensi menjadi kawasan bersantai dan berkumpul makan bersama keluarga,” tuturnya. (dlp)