Tak Berkategori  

Harga Cabai Merah Masih Mahal

TANJUNGPINANG – Harga cabai merah di pasar tradisional di Kota Tanjungpinang harganya masih mahal, Rp60 ribu per kilogramnya. Sebelum sambut Natal dan Natal harga kisaran Rp55.00 per kilogramnya. Harga tersebut diprediksi bertahan hingga akhir Tahun Baru 2020.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagin) Kota Tanjungpinang H Ahmad Yani membeberkan Natal dan sambung Tahun Baru stok pangan di Kota Tanjungpinang cukup. Harga saja cabai termasuk mahal.

”Kalau harga cabai Rp55 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram, ya boleh kita katakan normal karena tidak bisa turun lagi,” kata Ahmad Yani, kemarin.

Kata dia, cabai tidak bisa turun lagi, sambung dia karena dari daerah asal cabai itu sudah mahal. Ditambah biaya cargo pesawat naik, maka harga cabai sampai di pasaran sudah malah. Rata-rata cabai didatangkan dari Sumatera Utara, Sumatera Barat dan beberapa daerah di Pulau Jawa.

”Biaya transportasi cargo pesawatnya membuat harga cabai ikut mahal. Petani lokal belum mampu memehuni permintaan pasar,” kata Ahmad Yani.

Kata dia, sejak adanya gerai Pangan dan Bazar Sembako murah yang digelar oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang di Jalan Hang Lekir, buka setiap Sabtu dan Minggu pagi saja, membantu masyarakat untuk membeli pangan dengan harga murah.

”Kita terbantu dengan adanya gerai Pangan yang disediakan oleh DP3. Harganya murah karena petani langsung menjual langsung ke konsumen, tidak melalui tengkulak atau toke istilahnya,” ujarnya.

Dan, ia optimis ke depannya harga cabai bakal murah, bila DP3 mampu meningkatkan produksi cabai di Tanjungpinang. ”Daerah Cikolek misalnya, DP3 Tanjungpinang mulai membina petani untuk menanam cabai dengan lahan cukup luas,” ujarnya.

Sambung dia, bila petani lokal mampu mencukupi permintaan cabai ditengah masyarakat, secara kontinyu, maka harga cabai ke depannya bakal murah.

”Tapi kalau petani gagal panen, otomatis harga cabai pasti mahal, karena stok menipis,” ujarnya.

Ia juga berharap bagi ibu rumah tangga, yang memiliki perkarangan rumah di rumahnya, baiknya dimanfaatkan untuk menanam cabai.

”Kalau satu kepala keluarga menanam satu atau dua pokok pohon cabai, ya saya rasa tak perlu membeli cabai lagi,” ujarnya. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *