TANJUNGPINANG – Transportasi kampus sangat berguna bagi mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang terutama yang tidak memiliki kendaraan.
Kampus UMRAH Tanjungpinang berada di lokasi yang lumayan jauh untuk dijangkau mahasiswa. Jalan kaki tidak mungkin. Naik angkot, juga tidak ada. Sehingga, tanpa sarana transportasi maka mahasiswa akan kesulitan menjangkau Kampus UMRAH tersebut di Pulau Dompak.
”Sangat berguna, salah satunya bus membantu mahasiswa yang tidak punya kendaraan pribadi,” ujar Elisa, salah satu mahasiswa yang kerap naik bus UMRAH.
Transportasi bus ini tersedia mulai pukul 06.00 hingga pukul 07.00 WIB. Karena minimnya transportasi milik kampus, mengharuskan mahasiswa mendatangi lokasi penjemputan lebih awal karena khawatir busnya penuh.
Awalnya bus menjemput mahasiswa UMRAH di Lapangan Pamedan Jalan Ahmad Yani. Namun sekarang berpindah di halaman Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepulauan Riau di Jln. Basuki Rahmat.
Akibat jarak tempuh yang lumayan jauh dari kos-kosan mahasiswa, maka beberapa kendala sering mereka alami terutama saat hujan mengguyur Kota Tanjungpinang. Mahasiswa kesulitan mencari tempat berteduh. Sekarang, mahasiswa juga mengeluhkan ketersediaan bus yang mulai minim. Akibatnya, perebutan antarmahasiswa tidak bisa dihindari.
Parahnya, ketika mahasiswa terlambat datang dan tidak sempat masuk bus, mereka akan berusaha sendiri untuk mencari transportasi lain.
Jika ada temannya yang punya motor dan meminta dijemput, maka masih sempat kuliah. Jika tidak, maka harus merogoh kocek yang dalam untuk ojek atau taksi.
”Sekarang lokasinya makin jauh dari kos. Sudah lah jalannya jauh, pas mau kesana, hujan pula. Ngak ada tempat berteduh. Baju basah, sepatu basah, sampe sana masih juga rebutan bus,” ucap Dyan, mahasiswi lainnya.
Dyan mengharapkan pihak kampus UMRAH menambah jumlah bus tersebut. ”Pengennya penambahan bus, bukan malah dikurangi. Sedangkan mahasiswanya itu tiap tahun nambah, mahasiswanya yang lulus berkurang paling cuman dikit. Sakit tau naik bus tu yang desak-desakan. Ada yang terpijak lah,” sebut Dyan.
Sama halnya transportasi bus yang disediakan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang di Terminal Sei Carang Batu 10 Bincen yang tersedia mulai jam 06.30, 07.00, 08.30, 09.30 sampai 12.00, ini tidak menutup kemungkinan bus itu setiap harinya penuh dan mahasiswa berdesak-desakan juga.
Seperti yang dialami Hafiza, salah satu mahasiswi UMRAH yang selalu menggunakan fasilitas bus itu. ”Iya kadang kalo mahasiswanya rame, kami naik busnya sampe kejepit, apalagi badan saya kecil,” kata Hafiza.
Mahasiswa UMRAH, kebanyakan bukan masyarakat Kepri. Banyak mahasiswa UMRAH dari luar daerah. Sehingga fasilitas yang disiapkan orangtuanya seperti kendaraan roda dua kebanyakan tidak punya.
Mahasiswa juga berterimakasih kepada pihak kampus yang menyediakan bus tersebut. Namun, rasio jumlah mahasiswa dengan daya angkut bus harus diperhitungkan juga.
Sehingga tahu berapa mahasiswa yang naik bus dan berapa sebenarnya kebutuhan bus kampus. Kondisi saat ini, mereka harus rebutan saat bus datang.
Mahasiswa rebutan masuk sekalipun tak dapat tempat duduk. Yang penting bisa sampai di kampus. Inilah salah satu yang jadi keluhan mahasiswa agar jadi pertimbangan pihak kampus untuk menambah bus tersebut. (fakri)