Sejumlah pedagang di Pasar Baru Kota Lama risau dan menolak kenaikan iuran lapak, kios dan meja dari pengelola PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB) merupakan BUMD Tanjungpinang..
TANJUNGPINANG – Harga lapak, kios dan meja bervariasi. Harga kios naik dari Rp220 ribu per bulan menjadi Rp330 ribu per bulan, atau ada kenaikan Rp110 ribu per bukan. Para pedagang menolak ditengah ekonomi yang masih lesu.
”Kalau sewa lapak naik lagi, kami merasa beratlah. Apalagi melihat kondisi yang sepi seperti ini, ekonomi belum bersahabat,” ujar Yuprida salah satu pedagang di Pasar Baru Tanjungpinang di Jalan Gambir Tanjungpinang, Senin (2/12).
Ia menyebutkan harga sewa lapak ada juga sebesar Rp6 ribu per meja dibayar per hari. Ini artinya senilai Rp180 ribu per bulan.
Sebelumnya harga sewa lapak per hari hanya Rp4 ribu per hari. Kenaikan baru terjadi setahun terkahir dan kini wancana akan dinaikan kembali bergulir oleh Dirut BUMD yang baru.
”Saya sewa dua meja, jadi perharinya membayar Rp12 ribu,” kata Yuprida yang sudah berjualan hampir 16 tahun ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Wandi, salah satu pedagang air tahu, juga tidak setuju dan menolak jika pemerintah menaikan sewa lapak di pasar ini. Sebelumnya, Direktur BUMD PT TMB, Irwandi mengatakan, penerapan kenaikan sewa kios dan lapak pasar itu dilakukan, sebagai bentuk penyetaraan.
Tekait harga sewa beragam, tergantung dari jenis dan lokasi. Untuk harga kios senilai Rp220 per kios. Naik jadi Rp330 per bulan.
Salah satu pedagang Bintan Centre, Siti juga mengaku keberatan terkait wancana tersebut. Menurutnya, biaya sewa sekarang saja masih sering menunggak. ”Kami saja masih sering menunggak, kalau naik lagi bagaimana nasib kami,” tuturnya. Ia menuturkan, selain biaya sewa, ia pun harus memikirkan biaya air, kebersihan serta listrik.
”Kami juga harus rutin bayar biaya keamanan. Ditambah biaya lainnya secara per bulan,” tuturnya.
Siti pun berharap pemerintah berperan serta mengingatkan manajemen PT TMB agar tak semena-semena menaikkan harga dengan alasan penyetaraan namun memberatkan.
”Kalau mau tertibkan jumlah pemilik lapak itu lbeih baik, jangan menaikan harganya,” tuturnya. (DESI LIZA PURBA)