Puluhan massa yang mengatasnamakan pedagang Pasar Induk Jodoh, Batam, melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Batam. Mereka menyatakan dukungan kepada pemerintah, untuk membangun merevitalisasi Pasar Induk.
BATAM – Mereka menolak tuntutan massa yang minggu lalu, menggelar demo, menolak pemindahan pedagang.
Para pedagang itu mendatangi kantor DPRD, Senin (2/12). Mereka membentangkan spanduk berisi tuntutan mereka. Mereka didukung APKLI (assosiasi pedagang kaki lima) Batam. Mereka beberapa saat melakukan orasi di depan gedung dewan, dengan dikawal aparat kepolisian.
”Kami pengurus DPD APKLI Batam, yang sah, bukan kaleng-kaleng. Kami pedagang Pasar Induk Jodoh, berterima kasih pada Pemerintah Kota Batam, karena telah mencarikan solusi tempat berjualan selama proses revitalisasi Pasar Induk,” demikian bunyi spanduk yang dibentangkan pedagang.
Ketua RT di Pasar Induk, Abdul menegaskan, mereka mendukung Pemko Batam membangun Pasar Induk, karena tujuannya untuk kebaikan pedagang. Pembangunan ditegaskan, sudah mereka harapkan, agar pengunjung lebih banyak dan nyaman.
”Pasar Induk mau dibangun Pemko Batam bersama pusat, kita dukung. Ini untuk kebaikan kami, pedagang ini. Kami dukung itu,” tegasnya.
Disebutkan Abdul, mereka merupakan pedagang asli di Pasar Induk. Ditegaskan, mereka merupakan pedagang yang jelas-jelas bukan pedagang liar. Mereka yang berdagang di Pasar Induk, kemudian dipindahkan ke pasar sementara di sampingnya, menerima kebijakan itu.
”Kami bukan pedagang bodong. Kami ini pedagang asli. Kami pedagang Pasar Induk Jodoh dan Akli Kota Batam, pendukung Program Pemerintah Kota Batam,” sambung dia.
Diakui, mereka melakukan aksi demo, karena ada oknum yang dinilai ingin merusak situasi di kawasan Pasar Induk. Semua pasar induk diakui menerima pembangunan itu. Hanya saja, ada pedagang yang baru dan berjualan di pinggir jalan, kemudian menolak relokasi.
”Semua tidak ada masalah. Kami pedagang asli di Pasar Induk. Kami tidak ditumpangi pihak-pihak lain, sehingga merusak suasana yang tertib di Pasar Induk,” teriaknya didampingi Ketua DPD APKLI Batam, Parizal Joker.
Aksi demo ini berjalan setelah minggu lalu, massa yang mengatasnamakan pedagang Pasar Induk Jodoh, demonstrasi di depan kantor Wali Kota Batam.
Koordinator aksi, Dipo mengatakan, pedagang yang demo, sebagian distributor. Sehingga, kios yang disediakan terlalu sempit dan tidak mampu menampung stok buah dan sayuran pedagang.
Selain itu, dinilai jika biaya sewa yang dibebankan untuk pedagang cukup besar. Walau dijanjikan untk diberikan gratis selama tiga bulan, namun selanjutnya biaya sewanya dinilai mahal.
Kadisprindag Kota Batam, Gustian Riau bersama ratusan Pedagang Pasar Induk saat RDP di DPRD Batam sebelumnya, sudah mencapai kata sepakat. Di mana, pedagang akan menempati lahan di samping Pasar Induk, seluas 0,57 hektar.
Menurut Gustian, pembangunan Pasar Induk akan dilakukan untuk lima lantai. Di mana, lantai kelima ada masjid.
”Supaya nanti lebih bersih, karena ada masjid. Nanti dari masjid, view menghadap Singapura. Jadi dibesarkan sedikit gedung,” ujar Gustian.
Diakui Gustian, nanti akan dibangun lapak pedagang yang lebih luas dari biasanya. Sehingga, walau ada perluasan pasar induk, tidak bisa dilakukan penambahan pedagang. Pedagang yang dapat lapak di Pasar Induk, mereka yang sudah terdaftar dan berdagang selama ini.(MARTUA)