Rencana Pembangunan Usai Babin Selesai
Baru terdengar ada wacana untuk menyambungkan Batam-Singapura melalui jembatan. Meski masih lama, namun niat awal itu sudah ada.
TANJUNGPINANG – RENCANA Pembangunan Jembatan Batam-Singapura itu disampaikan Ansar Ahmad, anggota Komisi V DPR RI Dapil Kepri lewat ponselnya, Senin (4/11) kemarin.
Ansar sendiri mendapat informasi itu dari Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia yang juga Ketua Umum Partai Golkar.
Soal kapan pembangunannya dilakukan, kemungkinan setelah Jembatan Batam-Bintan (Babin) selesai dibangun.
”Saya dapat informasi itu dari Pak Airlangga Hartarto. Tapi masih wacana. Nanti akan dibangun jembatan dari Batam ke Singapura,” katanya.
Apabila rencana ini jadi, maka dia sendiri menyambut baik rencana pemerintah tersebut. Sehingga, arus barang dan orang Batam-Singapura semakin lancar dan cepat.
Jembatan itu juga akan mempercepat kemajuan Batam sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
”Pak Erlangga, selain Menko Perekonomian Indonesia, juga Ketua Dewan Kawasan Nasional. Jadi, dua jembatan itu menurut Pak Erlangga sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Pembangunan Jembatan Batam-Singapura, tambahnya, bukan sesuatu yang mustahil dilakukan Indonesia atau Singapura.
Informasi dari Erlangga, pembangunan Jembatan Babin masuk skala prioritas nasional. Tinggal pemerintah daerah yang harus cepat meresponnya.
Pemda harus terus membangun komunikasi dengan pusat. ”Yang terpenting lagi, pemerintah daerah harus menyelesaikan persoalan lahan untuk pembangunan Jembatan Batam Bintan ini,” bebernya.
Ansar sendiri selaku salah satu perwakilan Kepri di pusat, juga komitmen untuk mengawal rencana pembangunan Jembatan Babin ini. Menurutnya, manfaat ekonominya sangat besar untuk Batam-Bintan-Tanjungpinang.
”Jembatan Babin skala prioritas pusat. Apalagi Pak Presiden sudah menyampaikannya kepada warga Kepri di Batam. Setelah itulah, wacana Jembatan Batam-Singapura dilanjutkan,” katanya mengakhiri.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri H Isdianto mengatakan, Jembatan Babin tetap skala prioritas pusat. Rencananya, tahun 2020 nanti, Kementerian PUPR akan mereview Detailed Engineering Design (DED) jembatan tersebut.
Tahun 2021 nanti, pembangunan akan dimulai. Anggaran review DED Jembatan Babin dimasukkan di APBN 2020.
Sebelumnya, DED Jembatan Babin sudah dilakukan Pemprov Kepri. Namun, anggarannya sekitar Rp7,2 triliun. Atas perintah Presiden RI Joko Widodo, tim Kementerian PUPR pun diturunkan ke Kepri untuk melakukan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS).
Hasil FS di Kepri, pihak Kementerian PUPR akan menggeser titik landing jembatan. Sehingga ada pengurangan panjang jembatan dan anggarannya juga diperkirakan berkurang. Untuk itulah, harus dilakukan review DED-nya.(ABAS-MARTUNAS)