Tak Berkategori  

Mahasiswa STIE Ajari Warga Desa Sidi Kelola Gonggong Jadi Nugget

BINTAN – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjungpinang yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar pelatihan untuk masyarakat Kampung Belakang Sidi Kabupaten Bintan.

Harapannya, agar masyarakat mampu berwirausaha walaupun tinggal di kepulauan dengan memanfaatkan hasil laut yang begitu banyak jenisnya.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Hasnarika, S.Si.,M.Pd mengatakan, salah satu hasil laut yang diambil yakni gonggong yang diolah menjadi nugget gonggong.

Gonggong yang digunakan untuk membuat nugget gonggong ini bukan gonggong putih yang biasa dikonsumsi masyarakat, melainkan gonggong ayam atau gonggong jantan.

Kegiatan ini dilakukan juga sebagai program Pembelajaran dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (P2EM) mahasiswa KKN STIE Pembangunan Tanjungpinang. Kegiatan dilaksanakan tanggal 25-27 Oktober 2019. Dalam kegiatan ini masyarakat sekitar sangat senang dan sangat antusias ingin tahu bagaimana cara pembuatannya dengan membantu memasak olahan nugget gonggong.

Dengan adanya potensi laut yang dapat diolah menjadi makanan khas Kampung Belakang Sidi diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Hasnarika mengatakan, tujuan mahasiswa KKN ini selain pemberdayaan masyarakat, juga sharing ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

Sehingga masyarakat dapat ilmu dari mahasiswa yang sudah belajar teori dari semester pertama dan mahasiswa juga dapat ilmu dari masyarakat.

Tokoh masyarakat setempat juga berharap setelah adanya makanan khas nugget gonggong ini, Kampung Belakang Sidi bisa menjadi destinasi wisata dan didatangi oleh masyarakat luar.

Ketua Kelompok KKN, Rajulin mengatakan, kegiatan diawali dengan persiapan pelaksanaan program dengan membagikan brosur serta mengundang masyarakat Kampung Belakang Sidi. Tanggal 25 Oktober, program pertama diawali dengan memotivasi masyarakat untuk berwirausaha atau membuat usaha, dikarenakan masyarakat di sana masih bingung mau membuat produk apa untuk djual dan di kampung itu belum ada makanan khas.

”Dilanjutkan program kedua dengan mengenalkan produk yang bisa dijadikan usaha yaitu nugget gonggong. Menariknya, gonggong yang dipilih bukan gonggong putih melainkan gonggong jantan (Gonggong Bulu Ayam) yang biasa tak terpakai dan bahkan banyak yang belum tau adanya gonggong jantan ini,” jelasnya.

Wakil Ketua Kelompok KKN, Lukman Abdul Hakim menambahkan, dengan adanya potensi hasil laut yang ada di kampung itu, dapat dijadikan makanan khas daerah setempat.

Selain itu dapat juga dijadikan tambahan ekonomi dan memperkenalkan jenis gonggong jantan ini kepada masyarakat umum.

Tanggapan masyarakatnya sangat antusias. Hal itu dapat dilihat dari partisipasi mereka menghadiri kegiatan, ikut membantu memasak dan mencobanya.

”Harapan kita, semoga Kampung Belakang Sidi dapat jadi destinasi wisata dengan adanya makanan khas tersebut. Sehingga ekonomi masyarakat disana terbantu,” jelasnya.

Tujuan KKN, selain pemberdayaan masyarakat, juga sharing ilmu dengan warga.

”Kami juga mengadakan lomba untuk warga desa Kampung Belakang Sidi mengadakan KKN di sana. Lomba yang kami adakan berjalan dengan baik. Banyak anaka-anak yang ikut bermain dan bahkan orangtua mereka juga ikut serta meramaikan lomba,” tambahnya.

Masih ada kegiatan lain di luar KKN, seperti lomba permainan tanggal 26 Oktober, gotong-royong, jalan santai tanggal 27 Oktober dan lainnya. (abh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *