Tak Berkategori  

Berkumpulnya Para Pujangga Melayu, Tampilkan Berbagai Atraksi

BINTAN – Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan ikut memeriahkan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2019 di Pantai Dugong Areal Trikora, Kamis pagi (31/10).

Rangkaian kegiatan ini juga bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepri, Yayasan Jembia Emas dan Dewan Kesenian Kepri serta dukungan Dinas Kebudayaan Kepri dan Pemkab Bintan.

Ratusan sastrawan Melayu dari berbagai daerah di Indonesia serta penjuru Pulau Bintan berkumpul di ajang seni Kemelayuan ini.

Hadir Rida K Liamsi, Sutardji Calzoum Bachri, Husnizar Hood serta sastarawan dari luar daerah lainnya.

Persembahan Gazal, Kesenian Makyong hingga Orkes Melayu terdengar mendayu sebagai tanda pembuka acara.

Sekda Bintan Drs Adi Prihantara MM dan seluruh undangan VVIP pun disambut dengan Pencak Silat sebagai tanda penghormatan adat dalam kebudayaan Melayu bagi tetamu pangkat yang datang.

Acara yang ditaja dengan kekentalan budaya ini bertujuan melestarikan adat resam yang sarat akan nilai falsafah.

Adi Prihantara sendiri bersyukur dan bangga atas pagelaran budaya ini. Dirinya menyebutkan bahwa festival sastra semacam ini sangat penting untuk dilaksanakan sesering mungkin.

“Siapa pun dan dari mana pun kita, saat ini kita memijakkan maki di tanah Melayu. Anak-anak kita yang mungkin lupa bahkan tidak tahu adat budaya sendiri. Gubahan syair pendahulu kita, fatwa pujangganya, gemulai tarian khasnya, senandung lagunya, semua kita punya. Kita mungkin lebih senang mendengarkan musik modern ketimbang melihat persembahan Makyong. Tidak salah kita mengenal perkembangan zaman, tapi jangan sampai adat resam, segala petatah-petitih kita lupakan. Kita ini kaya sekali akan budaya,” terangnya.

Ketua Dewan Kesenian Bintan Mustafa Abbas saat ditemui mengatakan keinginannya agar semua bentuk kesenian Melayu memiliki tempat tersendiri di semua wilayah.

“Orang di luar sana begitu bangga dengan Melayu, jadi jangan sampai kita pula yang malu menunjukkan kalau kita Melayu,” tambahnya.

Dalam festival ini ditampilkan beberapa tarian yang dipersembahkan oleh sangar-sanggar kebanggan Bintan seperti Makyong yang dipersembahkan Sanggar Warisan Makyong dan Sanggar Seni Bungsu Sakti, Tari Khas Melayu dari Sanggar Sang Nila Utama dan Tuah Pusaka, Tari Melemang dari Sanggar Bintan Penao hingga Gazal Melayu dari Sanggar Kreasi Guru.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan, Euis Sumartini didampingi Kabid Budaya Ivan Golar menyambut baik kegiatan ini. Sebagai langkah terus memperkenalkan beragam warisan budaya.

Ia menuturkan, kegiatan seperti ini perlu terus dilakukan, sebagai daerah yang kuat dengan budaya Melayu perlu dilestarikan.

Dalam skala lokal, pihaknya berencana 2020 mendatang melaksanakan pagelaran seni. Ini sebagai wadah bagi budayawan dan seniman menampilkan berbagai karya.

“Kita ingin salurkan bakat dan minat mereka melalui pageleran tersebut,” ucapnya. (fre/dlp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *