TANJUNGPINANG – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang, Bobby Jayanto menerima kunjungan JBCCCI (Collaboration With The Johor Bahru Chinese Chamber Of Commerce And Industry) atau Kadin Malaysia di Kantor Kadin Tanjungpinang, Kamis (24/10).
Sebelumnya, Bobby Jayanto juga menerima kunjungan pengusaha dari Amerika Serikat. Kunjungan pengusaha dari Amerika Serikat akan mendirikan pabrik Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan.
Nantinya, akan memproduksi seperti gelas, kaca, piring, sendok dan perabot rumah tangga lainnya tidak terbuat dari plastik lagi.
Namun terbuat dari minyak sawit dan komponen buah sawit yang ra mah lingkungan. Total investasinya untuk tahap pertama Rp2 triliun. Mereka mau menanamkan modalnya di kawasan ekonomi khusus (KEK) karena mendapatkan kemudahan. Termasuk pangsa pasarnya di Indonesia cukup menjanjikan.
Sedangkan dalam pertemuan dengan JBCCCI, juga dihadiri Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Joor Bahru, Malaysia Andianto Wahyu Widodo.
Dalam pertemuan itu, Bobby Jayanto juga menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kepri, mempromosikan soal keunggulan yang dimiliki Kepri. Memaparkan kalau investor yang berinvestasi di Kepri mendapatkan jaminan keamanan.
Bobby juga mempromosikan keunggulan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang ada di PT Bay Galang Batang. Pengusaha yang bergabung di JBCCI merespon baik sarana dan prasana yang sudah ada di kawasan PT Bay di kawasan KEK.
Bahkan mereka tertarik dan akan mempromosikan kepada pengusaha Malaysia agar mau menanamkan modalnya di KEK Bintan.
”Mereka berkunjung ke Kadin Tanjungpinang, untuk melakukan kerjasama. Kerjasama investasi dan kerjasama komunikasi untuk meningkatkan investasi kedua daerah tersebut,” ujarnya.
Sambung Bobby, politisi Partai NasDem,untuk pembangunan pabrik pembuatan gelas, sendok, piring dan lain-lainnya, bukan dari plastik tapi ramah lingkungan sudah 70 persen jadi. November ini, mereka kembali ke Tanjungpinang akan meninjau kembali KEK di Bintan.
”Galang Batang masuk KEK terus kita promosikan ke investor,” ujarnya.
Sambung dia, bila perusahana tersebut beroperasi, membutuhkan tenaga kerja 5 ribu orang, untuk tahap awal. Belum lagi perusahaan PT Bay, bila beroperasi membutuhkan kurang lebih 2 ribu tenaga kerja. Jadi, butuh tujuh ribu tenaga kerja lokal.
”Kita harapkan masyarakat kita yang belum mendapatkan pekerjaan, baiknya meningkatkan skilnya agar bisa berkompetisi dengan pekerja lainnya,” ujarnya.
Ia berharap tenaga lokal yang harus diutamakan. Setelah tenaga lokal tertampung semua baru mencari tenaga dari luar Pulau Bintan. Ini kemauan kita bersama. (bas)