Martua P Butarbutar, Batam
Ribuan pegawai pemerintah Kota Batam, terlihat berbaris di dataran Engku Putri, Batam Centre. Tepat dihadapan mereka, di atas panggung, berdiri petinggi daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Batam. Terlihat duduk Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, sambil mengarahkan pandangan ke barisan pegawai.
Diantara petinggi daerah Batam, terlihat beberapa orang pria dan perempuan yang menggunakan pakaian batik. Mereka merupakan dari pengurus Koperasi, Usaha Mikro, Menengah dan Kecil (KUMKM). Mereka menempati tempat duduk di atas panggung, karena mendapat penghargaan dari pemerintah Kota Batam, bertepatan dengan hari Koperasi, 12 Juli 2019 lalu.
Acara seremonial Hari Koperasi berjalan, sebelum diakhiri dengan penyerahan penghargaan. Kepada pelaku KUMKM yang berhasil mengembangkan usaha. Termaksuk menjual brand usaha masing-masing ke masyarakat dan Wisatawan domestik (winus) hingga Wisatawan mancanegara (Wisman). Koperasi dan UMKM yang memiliki prestasi dalam mengembangkan usaha dan pasar, diberikan apresiasi.
Sementara UMKM yang dalam proses pertumbuhan, mendapat perhatian dengan bantuan modal dalam pengembangan usaha. Pemko Batam memberikan bantuan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau dana bergulir.
Usai upacara HUT Koperasi, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad bersama pimpinan FKPD, bergegas meninggalkan lokasi kegiatan. Mereka kemudian beranjang menuju lantai 5, Kantor Wali Kota Batam. Di sana, Amsakar Achmad menghadiri peresmian Koperasi Persaudaraan Madani Batam meluncurkan aplikasi berbasis web komadku.com .
Ketua Koperasi Persaudaraan Madani Batam, Hari Cahyo menyambut kehadiran Amsakar. Koperasi ini sendiri, merupakan koperasi pegawai Pemko Batam, yang menghadirkan komadku.com. Mereka kini mencoba mengembangkan usaha dengan membangun jaringan melalui aplikasi online atau daring.
Ini merupakan salah satu cara menjawab tantangan perkembangan global, koperasi ini melakukan kolaborasi dengan UMKM di Batam. Koperasi memanfaatkan trend di masyarakat yang menggunakan aplikasi jual beli. Mereka kini menghadirkan aplikasi dan e-comerce, komadku.com, untuk memasarkan produk UMKM di Batam.
Sehingga, setiap Koperasi dan UMKM di Batam dapat memasarkan produknya melalu sistem ini. Mereka menyasar juga wisatawan yang banyak datang ke Batam. Sehingga memudahkan wisatawan untuk memesan oleh-oleh untuk di bawa kembali ke daerah atau negara asal.
Kehadiran aplikasi komadku.com, diharapkan dapat juga mendorong kreativitas pelaku UMKM di Batam, dalam mempromosikan produknya secara gratis. Bisa bersaing dan menarik perhatian wisatawan. Tidak hanya makanan-makanan ringan hasil produk UMKM di Batam, mereka juga mendorong penjualan souvenir lain kepada wisman melalui aplikasi ini.
“Kehadiran koperasi kami bisa lebih mamksimal untuk membantu ekonomi UMKM di Batam, melalui aplikasi. Terutama bagi mereka yang menjadi anggota koperasi kita,” harapnya.
Dijelaskan, anggota koperasi bisa menjual produk UMKM, baik berupa produk oleh-oleh, busana, aksesoris, perlengkapan rumah tangga, kuliner, kerajinan tangan, kebutuhan hobi dan olahraga, hingga gawai. Sehingga, tidak hanya konsumen lokal, namun dunia internasional. Bahkan diharapkan, kedepan dapat menyokong secara maksimal, industri pariwisata Kota Batam.
Diawal pemasaran, yang masuk dalam aplikasi, baru produk Alessio Almond yang diberikan diskon 30 persen, dari harga Rp60ribu menjadi Rp42 ribu. Produk makanan lain, ada alfredo jar 400 gram, seharga Rp74 ribu. Elvan Today donut cocoa seharga Rp25.500 dan beberapa produk lainnya.
“Coklat checkers mini chunky, halal 800 gram. Rasanya ada milk, milk and white, orange, durian, dark and white, mix fruit, almond, strawberry, dark dan assorted,” demikian keterangan salah satu produk UMKM di Batam dalam tampilan komadku.com .
Hanya saja, diakui pengurus Koperasi Persaudaraan Madani Batam, saat ini ada kendala di internal untuk mengembangkan aplikasi itu. Sampai saat ini belum tersedia di play store android dan app store iOS.
“Kami masih terkendala dengan internal anggota jadi aplikasinya belum bisa aktif,” beber pengurus koperasi lain, Hari Murti kepada Tanjungpinang Pos.
Atas kehadiran aplikasi dari Koperasi Persaudaraan Madani Batam ini, pemerintah menyambut antusias. Bahkan Amsakar mengajak pelaku usaha koperasi dan mikro, mula mengubah mainset dan sistem kelola usaha. Sehingga koperasi dan usaha kecil di Batam bisa bersaing di era digital.
“Sudah saatnya memanfaatkan teknologi informasi, aplikasi dan e-comerce,” kata Amsakar, saat meluncurkan aplikasi itu.
Diingatkan, saatnya koperasi dan UMKM di Batam, untuk beralih dan memasuki era digital. Pelaku usaha kecil dan koperasi, harus menyadari jika yang dihadapi, perubahan mainset dan sistem tata kelola. “Harus merangkul generasi millenia untuk membangun koperasi. Koperasi harus melakukan re-orientasi, yang berubah dari jumlah dan kuantitas menjadi kualitas atau mutu,” himbaunya.
Dorongan ini juga disampaikan Wali Kota, ex officio Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, HM Rudi. Bahkan, koperasi dan UMKM di Batam didorong Rudi, untuk menyemarakkan dunia parawisata Batam. UKM diminta untuk membantu dengan memasarkan produk sesuai dengan yang diinginkan wisatawan.
Dukungan KUMKM juga diharapkannya untuk sektor pariwisata. Dukungan dengan menyiapkan apa yang diinginkan oleh wisatawan. Baik itu kuliner, oleh-oleh kerajinan tangan, dan sebagainya. Dimana, kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) semester I 1,044 juta.
Namun untuk penuhi standar bagi wisman, perlu disiapkan kualitas produk yang baik. Selain itu pengemasan produk pun harus menarik dan mudah dibawa. “Kalau kemasan bagus, isi dalam bagus, berulangkali orang beli. Maka harus kreatif, supaya mereka mau datang lagi dan tinggal lebih lama,” kata Rudi

Jaga Pelayanan dan Kualitas Produk
Sokongan terhadap KUMKM di Batam, secara nyata diberikan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Batam. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Batam, Suleman Nababan, pihaknya membantu KUMKM mulai bantuan modal. Baik dari APBD hingga bekerjasama dengan perbankan. Kemudian, membantu KUMKM dalam menata manajemen hingga pelatihan dalam peningkatan kualitas produk. Bahkan ikut mempromosikan.
“Sehingga pertumbuhan UMKM di Batam bisa berkembang lebih baik dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” harapnya.
Di Batam sendiri diakui Suleman, jumlah KUMKM lebih sekitar 81 ribu. Kini, usaha kecil ini mendapat dukungan dengan kehadiran Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM. Disiapkan lima orang tenaga pendamping KUMKM, masing-masing Cahyo Budi Santoso bidang kelembagaan, Marlina Ramli bidang SDM, Suryo Budi Pranoto bidang produksi, Intan Sri Rezeki bidang pemasaran dan Andy Syahputra bidang pembiayaan.
Melalui PLUT ini, Pemko Batam dibantu Kementerian KUKM akan memberikan pembinaan kepada UMKM agar bisa naik kelas. Tenaga pendamping membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia KUMKM melalui pelatihan kewirausahaan, manajemen/keuangan, packaging, pemasaran go online, dan lain-lain. Pemerintah juga membantu promosi melalui pameran/show untuk pengembangan batik lokal Batam misalnya.
Suleman memaparkan fasilitasi yang sudah dilakukan antara lain fasilitasi pembiayaan oleh APBD/BLUD Dana Bergulir, fasilitas KUR, fasiltasi IUMK, Merk/HAKI, dukungan pembuatan Badan Hukum, sertifikasi halal. Kemudian fasilitasi kerjasama dengan Kementerian di antaranya KUKM RI, BEKRAF, Kementerian Kominfo, Kemenlu, hingga Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.
Ditargetkan, dari 81 ribu KUMKM di Batam, tahun ini akan ada 1.000 yang masuk pasar daring. Termaksud masuk pasar daring baru di Batam, Komadku.com. “Termaksud kita juga dorong ke pasar daring lain. Seperti Blibli, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan lainnya. Kita juga memberikan pelatihan membuat desain supaya menarik,” tuturnya.
Dengan pasar daring, pelaku usaha tidak perlu sewa tempat untuk toko fisik. Selain itu cakupan pasar juga lebih luas, tak hanya di Kota Batam tapi nasional bahkan mancanegara. Tapi harus memperhatikan kecepatan melayani permintaan dan mengirimkan produk. Jika tidak, akan tertinggal dengan lain,” pesannya.
Suleman berharap, KUMKM Batam, akan tumbuh dan terus berkembang, seiring pengembangan dunia pariwisata di pulau seberang Singapura dan Malaysia ini. Produk KUMKM juga didorong, sesuai yang diinginkan wisatawan.
“Kami yakini, KUMKM bisa menjadi penyelamat ekonomi, karena lebih tahan goncangan resesi,” harapnya.
Siapkan Gerai untuk Pembinaan
Walau saat ini pasar daring sedang naik daun, namun tidak dilupakan pentingnya gerai, tempat produk dipamerkan. Terutama bagi wisatawan, baik dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Batam. Kini gerai ini dibangun di kawasan Golden Prawn Bengkong Laut, Batam. Gedung ini diberi nama, Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM).
Gedung itu dibangun Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Melalui PLUT KUMKM ini, akan didorong peningkatan kinerja produksi, kinerja pemasaran, akses pembiayaan, pengembangan sumber daya manusia, serta kinerja kelembangaan. PLUT-KUMKM menyediakan jasa non finansial bagi KUMKM untuk meningkatkan kinerja produksi, kinerja pemasaran, akses ke pembiayaan, pengembangan SDM
Sehingga dapat meningkatkan daya saing KUMKM Batam di tingkat nasional hingga pasar mancanegara. Untuk mendukung pengembangan produk hingga pemasaran, lima orang petugas pendamping sudah direkrut dan mulai bertugas. Tenaga pendamping itu, ada Cahyo Budi Santoso bidang kelembagaan, Marlina Ramli bidang SDM, Suryo Budi Pranoto bidang produksi, Intan Sri Rezeki bidang pemasaran dan Andy Syahputra bidang pembiayaan.
Mereka mulai melakukan pembinaan setelah direkrut September 2019. Pembinaan masih dilakukan dilokasi KUMKM. Ditargetkan, pembinaan dan produk sudah masuk gerai di PLUT KUMKM, Januari 2020. Dimana, menurut Kadis KUMKM Batam, Suleman Nababan, selama ini pemasaran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi usaha mikro kecil.
“Pendamping ini membangun integritas pelaku KUMKM. Sehingga kepercayaan mitra KUMKM kedepan semakin tinggi. Bagaimana pun pandainya orang, tapi kalau attitude-nya tidak baik, nanti tidak dipercaya orang. Itu yang perlu dibangun,” tegasnya.
Kolaborasi Dukung Modal KUMKM
Upaya penguatan KUMKM, Pemko Batam berkolaborasi dengan pemerintah pusat dengan bantuan modal. Menurut Suleman Nababan, pemberian akses pembiayaan dan bantuan modal awal usaha (startup capital) ini merupakan bagian dari program prioritas di bidang pembiayaan dalam rangka pegembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Dana bergulir ini tak hanya memberi peluang pengembangan usaha bagi masyarakat. Tapi juga berpotensi menjadi sumber pendapatan daerah,” kata Suleman.
Disebutkan, ditengah pertumbuhan industri dan pariwisata Batam, pengembangan KUMKM menjadi langkah penting, sesuai kebutuhan penembangan ekonomi. DPRD, Pemko, BP Batam, BI Kepri, OJK Kepri, pemerintah Provinsi Kepri, hingga pemerintah pusat, berkolaborasi mendorong pengembangan KUMKM.
Sejumlah program digelar dalam membantu pembiayaan KUMKM. Diantaranya yang dilakukan Pemko Batam, yang setiap tahun menyediakan anggaran untuk KUMKM, melalui dana bergulir. Dana ini dikelola Badan Layanan Umum (BLU). Pada tahun 2019 ini, BLU Usaha Mikro itu sudah mengelola sekitar Rp900 juta per bulan.
Kemudian ada juga, dana usaha mikro, yang disediakan dan disalurkan, bekerjasama dengan perbankan, seperti Bank BRI, Bank Riau-Kepri, dan BLU Usaha Mikro. Tahun ini dikucurkan, sekitar Rp1,161 miliar. Sementara untuk menekan kredit macet, dikerjasamakan dengan BPKP.
Diakui, kredit macet BI, standardnya 5 persen. Saat ini KUMKM Batam diakui dibawahnya, atau tepatnya 2,7 persen. Dipesankan agar KUMKM memanfaatkan fasilitas-fasilitas permodalan yang disiapkan pemerintah. Karena pemerintah daerah tak sepenuhnya bisa membantu, maka UMKM bisa mengakses bantuan yang diberikan dari pusat. Pemerintah Kota Batam terus mendorong KUMKM memanfaatkan dana bergulir yang disediakan Pemko setiap tahun.
“Peluang ini susah kita dapat. Hari ini di depan mata kita peluang sudah ada. Kota Batam saya bangun wisatanya. Orang akan ramai-ramai ke Kota Batam. Kalau Bapak Ibu diam saja, maka kita tak bisa menikmati pembangunan itu. Karena infrastruktur yang saya bangun itu tak lain untuk mendatangkan turis sebanyak mungkin,” tutur Rudi.
Selain Pemko, pemerintah pusat juga membantu mendorong KUMKM Batam. Diantaranya tahun 2019 ini, pemerintah pusat memberikan dukungan 120 pelaku KUMKM Batam. Bantuan diberikan, diantaranya melalui pembinaan, untuk menumbuh kembangkan kewirausahaan.
Dimana menurut Kepala Bidang Pengembangan Kewirausahaan Deputi Bidang Pengembangan SDM, Kementerian Koperasi dan UKM, Surmanto, kedepan akan ada peningkatan UMKM. Baik dari produktivitas dan jumlah pelaku usaha.
”Apalagi Batam merupakan wilayah kepulauan terluar dan perbatasan yang merupakan wilayah prioritas untuk diperhatikan,” kata Surmanto.
Tidak hanya itu, melihat Batam menjadi daerah wisata, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, membantu kredit usaha rakyat (KUR) dibidang pariwisata. Pelaku UMKM di Batam, yang bergerak dibidang pariwisata, bisa mengajukan kredit dengan bunga bank rendah. Sehingga, beban usaha pelaku UMKM lebih ringan.
Sementara anggota Komisi II DPRD Batam, Udin P Sihaloho mengatakan, eksistensi KUMKM di kota industri dan pariwisata, sangat penting. KUMKM diharapkan, menjadi penopang usaha menengah dan dapat juga memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Batam.
Ini juga dinilai dapat mendorong penguatan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM dan Koperasi yang bersinergi dengan kebutuhan industri dan pasar domestik. Namun dengan menciptakan konektivitas sektor KUMKM dengan kegiatan industri di Kota Batam. sehingga UMKM dan Koperasi memiliki akses yang lebih luas terhadap pilihan jenis komoditas yang akan dijual, permodalan, dan kepastian dalam hal sustainability business.
Udin mendorong, agar KUMKM dibantu untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI) atas produknya. Kemudian, s tandarisasi internasional dalam produksi, hingga ju mlah pelaku usaha kreatif semakin banyak. Sentra UMKM yang dibentuk harus terus ditingkatkan.
Sementara Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri, Iwan M Ridwan mengatakan, di Kepri, termaksud Batam, pertumbuhan KUMKM mengalami trend positif. Sehingga mereka tetap mendukung dan mensuport melalui kebijakan. Dimana aset itu tertinggi diperoleh dari berbagai sektor.
Sementara sementara kredit ultra mikro (Umi) tersalur sebanyak Rp 5,6 miliar untuk 879 nasabah. Di Batam, penyaluran Umi periode Januari-Maret 2019 sebesar Rp 4,4 miliar. Umi ini sendiri diperuntukkan bagi pelaku usaha yang tidak bisa mengakses KUR. Umi bisa diakses pelaku usaha ultra mikro ke industri keuangan non bank.
Untuk itu, OJK membantu diantaranya 90 koperasi di Batam, untuk memahami program pemerintah. Sehingga bisa ikut menikmati fasilitas kredit yang disalurkan. Dimana, KUR merupakan fasilitas kredit bagi usaha mikro.
”Nominal sampai Rp 25 juta dengan bunga bersubsidi sebesar 7 persen per tahun,” sambungnya.
Sedangkan Umi adalah program komplementer dari KUR yang memberikan kredit bagi usaha ultra mikro. Nominal yang diberikan maksimal Rp 10 juta dengan bungan lebih rendah yakni 2-4 persen. Dimana, baik KUR dan UMI, sama-sama tidak perlu ada jaminan.
Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Fadjar Majardi, bagi UMKM, penyaluran kredit pada triwulan II 2019 tumbuh 4,44 persen (yoy). Namun melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,85 persen (yoy).
Sementara total penyaluran kredit, aset dan DPK perbankan pada triwulan II 2019 tumbuh menguat masing-masing sebesar 9,48 persen (yoy), didibanding pertumbuhan triwulan I 2019 yang tercatat sebesar 7,63 persen (yoy).
Non-Performing Loan (NPL) UMKM tercatat mengalami peningkatan. Dimana pada triwulan II 2019 NPL UMKM sebesar 3,58 persen. Lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan NPL sebesar 3,27 persen.***