Tak Berkategori  

TPA Seienam Jadi Objek Studi Mahasiswa Poltekkes

KIJANG – Kini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Seienam, yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bintan tak hanya menghasilkan pupuk kompos. Tapi, menjadi objek studi mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan, Tanjungpinang.

Baru-baru ini, DLH Bintan menerima bantuan 1 unit dump truck dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik/penugasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, tahun anggaran 2019. Dump truck bantuan pusat ini sebagai sarana tambahan, untuk sarana prasarana persampahan di TPA sampah tersebut. Pengelolaan sampah pun semakin maksimal.

Kamis (17/10) kemarin, mahasiswa Poltekkes bersama dosen pembimbing kembali melakukan studi lapangan di TPA ini. Pada kesempatan tersebut, Ariyantono Hedi ST selaku Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Bintan Timur dan Slamet Riyadi Koordinator Satgas TPA memberikan materi tentang pengelolaan sampah dan pengolahan lindi.

Lindi merupakan cairan yang merembes dari tumpukan sampah. Ini merupakan hasil dari proses pelarutan dan pembusukan materi yang bisa larut oleh aktivitas mikroba setelah terkena air. Termasuk air hujan, yang masuk ke dalam tumpukan sampah itu. Kolam lindi biasanya ditemui di komplek Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Cairan lindi mengandung zat-zat yang dapat membantu pertumbuhan bakteri.

”Jika lindi ini dikelola dengan baik, maka dapat berfungsi sebagai pupuk cair dan biogas. Pengolahan pupuk cair ini dilakukan pada kolam. Sedangkan pengolahan limbah sampah, itu kita jadikan pupuk kompos,” terang Ariyantono.

Atas nama Kepala DLH Bintan Aprizal Bahar, Ariyantono mengucapkan terima kasih kepada pihak Poltekkes Tanjungpinang, yang telah menjadikan TPA Seienam sebagai bagian dari kegiatan praktikum, atau objek studi mahasiswa. Karena, TPA merupakan tolok ukur daerah dalam memperoleh Piala Adipura.

Dari studi ini, mahasiswa mengetahui proses pengelolaan sampah. Mulai dari proses pemilahan sampah yang masuk ke TPA, pembuatan kompos dari sampah organik hasil pemilahan, sistem sanitary landfill (menutup sampah residu dengan tanah timbun/urug), pengolahan air lindi/leachate dan instalasi gas methane yang berfungsi untuk mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GRK). (fre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *