Ponpes Idris Bintan, Solusi untuk Anak Kepri
Saat ini, banyak anak Kepri yang menyekolahkan anaknya di luar Kepri agar belajar di pondok pesantren (Ponpes). Kini, sudah bertambah Ponpes di Kepri dan sebagian guru-gurunya merupakan lulusan Timur Tengah.
BINTAN – SAAT ini, Pondok Pesantren Idris Bintan baru membuka Tsanawi atau setara SMP. Rencananya, pihak yayasan pengelola ponpes tersebut akan membuka Aliyah (Setara SMA) tahun 2020 mendatang.
Ketua Pembina Yayasan Al Idris Provinsi Kepri yang menaungi Ponpes Idris Bintan, Drs Muqtafin M.PD mengatakan, para pengurus yayasan tersebut terpanggil untuk mendirikan yayasan dan ponpes tersebut untuk membantu masyarakat Kepri.
Selama ini, kata dia, banyak orangtua siswa dari Kepri harus bolak-balik ke luar daerah, terutama ke Pulau Jawa untuk bertemu anaknya yang masuk Ponpes. Sementara di Kepri sendiri sudah ada ponpes yang tidak kalah dengan berbagai Ponpes di Jawa.
Ia mengakui, di Pulau Jawa sudah sangat banyak ponpes yang maju dan megah. Sementara di Kepri, belum semegah yang ada di Pulau Jawa sana.
Namun dia yakin, pengelolaan Ponpes Idris Bintan tidak kalah dengan ponpes yang sudah maju di Pulau Jawa. Sebab, sebelum mereka mendirikan Ponpes tersebut, sebelumnya sudah dilakukan survei di berbagi ponpes di Jawa. Bagaimana pengelolaannya hingga terkenal dan banyak santrinya.
Sebelumnya, mereka sudah melakukan kunjungan dan survei ke Ponpes As-Syifa Alkhoeriyyah, Subang, Ponpes Al Kahfi Bogor, Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan Cirebon, Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam Cirebon dan lainnya.
Muqtafin menambahkan, belajar dari pengalaman ponpes tersebut, mereka menerapkannya di Ponpes Idris Bintan. Sehingga, apa yang didapat di sana, bisa diperoleh di Ponpes Idris Bintan. Bagi seorang anak yang masuk ponpes, maka waktunya sangat terbatas apabila ingin bertemu orangtuanya. Santri dibatasi waktunya jika ingin bertemu orangtuanya kecuali hari libur sekolah, libur semester, libur kenaikan kelas, maupun libur peringatan hari keagamaan.
”Bayangkan saja kalau anaknya di Pulau Jawa sana. Kalau mau ketemu, bisa dua kali naik pesawat dari Kepri. Barulah sampai di pondok. Sampai di sana, tak banyak juga waktunya bisa bersama orangtuanya. Setelah itu si anak harus kembali lagi ke pondok. Berapa banyak yang harus dikeluarkan (dana), waktu, tenaga dan pikiran,” jelasnya.
Jika anaknya masuk Ponpes yang ada di Kepri, maka tak perlu jauh-jauh jika ingin menjenguk anaknya dan biayanya murah serta waktunya cepat. Atau si anak juga bisa pulang ke rumah orangtuanya, lalu balik lagi ke pondok.
Karena itulah, pihak yayasan tersebut membangun Ponpes Idris Bintan untuk menyiapkan anak-anak Kepri menjadi lulusan yang berakhlak mulia, disiplin serta mampu berbahasa asing yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Membuka pondok pesantren di Bintan, pihak yayasan sudah mempersiapkan sejumlah calon guru-gurunya lulusan perguruan tinggi Timur Tengah dimana banyak ulama maupun ustaz yang terkenal dari daerah tersebut.
Ilmu yang diperoleh dari Timur Tengah akan diturunkan kepada santri di ponpes. Sehingga ke depan, para santri ini tinggal melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi apakah ingin kuliah di Indonesia atau ingin kuliah di Timur Tengah. Yang jelas, mereka sudah dibekali ilmu keagamaan, ilmu umum dan juga bahasa.
Ponpes yang beralamat di Jl. Wisata Bahari, Kp. Jeropet, Kawal, ini, memiliki guru lulusan Timur Tengah seperti Dr Suparman Manjan LC, M.Ed lulusan El Nilein University Khartoum, Sudan. Siti Maheran, Lc, LLM lulusan Omdurman Islamic University Khartoum, Sudan. Hanafi Yunus Lc,MA lulusan Al Azhar, Mesir serta lulusan perguruan tinggi terkemuka dalam negeri.(MARTUNAS)