BINTAN – Sejumlah SPBU di Bintan masih terlihat lengang, akibat pasokan BBM berkurang. Meski demikian, pengawasan dari pemerintah dan aparat akan diperketat. Ironisnya, bus pariwisata sudah berkurang, dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Pantauan di lapangan, Rabu (9/10) pagi kemarin, antrean kendaraan berukuran di SPBU Km 16 Toapaya, cukup panjang. Bahkan sampai menutup sebagian bahu jalan. Namun, antrean berangsur menghilang, lantaran stok solar di SPBU tersebut, dalam waktu sekejap habis. Antrean kendaraan didominasi truk-truk serta mobil-mobil roda empat. Tak terlihat bus pariwisata.
Sementara itu, pantauan di SPBU Tanjunguban justru terlihat lengang. Beberapa bus pariwisata yang biasanya terlihat mengantre BBM, kini mulai tidak terlihat. Hanya saja, sopir-sopir yang mengantre masih kecewa. Lantaran belum sempat mengisi solar yang dijual pihak SPBU. Dalam beberapa saat sudah habis, karena pasokan yang sedikit.
”Udah habis, jadi langsung bubar,” kata Agus, seorang sopir dengan nada kesal.
Sebagai tindak lanjut hasil rapat di Kantor Bupati Bintan, Selasa lalu, pemerintah akan menurunkan tim pengawas. Pihak terkait akan berkantor di SPBU-SPBU, untuk mengawasi penyaluran BBM khususnya yang bersubsidi seperti bio solar.
Setia Kurniawan, Penyidik PNS Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Perdagangan (DKUPP) Bintan menyampaikan, untuk mengawasi penyaluran BBM, Pemkab Bintan berencana akan menggandeng Polisi Militer dan kepolisian, untuk mengawasi penyaluran bio solar.
Sebab kata dia, antrean panjang yang selama ini terjadi di SPBU, mampu mengganggu inflasi daerah, yang dikarenakan tersendatnya beberapa sektor ekonomi, akibat kelangkaan solar.
Jadi untuk menguraikan kondisi itu, satgas yang ada di Bintan akan ‘meniarapkan’ para pelansir. Isu pelansir BBM sudah menjadi rahasia umum, sehingga SPBU harus dijaga. ”Ya, dalam waktu dekat, akan kita awasi. Nanti koordinasi dengan stakeholder terkait. Termasuk PM,” katanya. (aan)