Tak Berkategori  

Henry Yosodiningrat Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum

JAKARTA -Pengacara terkenal Henry Yosodiningrat meraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti Kamis (10/10) pagi. Di depan para penguji dan promotornya antaranya, Prof DR Eryantouw  Wahid, DR Anas Yusuf, DR Endiyk M Asror, Henry berhasil mempertahankan disertasinya “Politik Hukum Pencegahan Korupsi: Optimalisasi Legislasi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia”.

Acara penganugerahan gelar pendidikan tertinggi itu dilangsungkan di ruang serbaguna Universitas Trisakti Pasca Sarjana di Menara Anugrah, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Hadir juga dan menyaksikan acara itu selain keluarga Henry, kalangan lawyer dan sahabat dekat, tampak antaranya  Ketua KPU Arif Budiman, Ketua Ombudsman Prof Amzulian Rivai, Peter Gontha,  Ilham Bintang, Vivick Tjangkung, Hanna Wijaya, Indro Warkop,  dan Fryda Lucyana. Gelar Doktor yang diraih Henry dengan predikat Cumlaude.

Belum Optimal

Dalam disertasinya Henry berkesimpulan politik hukum pencegahan korupsi di Indonesia belum mengarah sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat ke arah penguatan norma pencegahan dalam peraturan perundang-undangan. Adapun norma pencegahan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang, hanya menitikberatkan kepada  sosialisasi tindak pidana korupsi dan partisipasi publik atau masyarakat melalui pemberian informasi tindak pidana korupsi.

Henry juga memaparkan proses legislasi pencegahan korupsi belum optimal dikarenakan belum melibatkan berbagai pihak khususnya pemangku kepentingan, seperti partai politik dan pemangku sistem peradilan pidana di Indonesia ( KPK, Kepolisian, Kejaksaan, dan Mahkamah Agung.

DR Henry  Yosodiningrat lahir di Krui Pesisir Barat 1 April 1954. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sedangkan gelar S2 dari  Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Sejak 1978 Henry menekuni profesi sebagai Advokad/ Penasehat Hukum.

 “Alhamdulillah, selesai juga. Waktu itu kadang saya hanya merekam buah pikiran untuk diketik oleh staf,“ ungkapnya.

Penelitian Henry untuk menyusun disertasinya dilakukan disela-sela kesibukannya sebagai anggota parlemen (2014-2019) dari Fraksi PDI-P. (*/jek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *