Tak Berkategori  

Pilgub 2020: The Right Man in the Wrong Time

Catatan Tanza Erlambang dari Amerika Serikat

Huzrin Hood bukan hanya tokoh sentral dalam membidani kelahiran propinsi, tapi beliau terus berjuang mempertahankan keutuhan tanah Melayu.

Desas desus upaya Batam dan Natuna untuk memisahkan diri sudah tak begitu terdengar lagi, ini berkat pendekatan budaya dan konstitusi yang dilakukan oleh Huzrin Hood.

Ide ide bernas untuk memajukan Kepri di segala lini, terus menyala. Di antara yang menarik perhatian saya adalah pembangunan kesehatan.

Untuk geografis Kepri dengan ribuan pulau, di pulau setingkat desa, banyak yang masih belum dalam jangkauan kerja seorang dokter. Pulau se-level RW, tak usahkan dokter, perawat dan bahkan bidanpun terkadang tidak hadir.

Tak jarang ada sarkasme yang beredar di pulau pulau terpencil:

Tanya: “dokter itu apa?”

Jawab: “Entahlah….. entah badai, entah gerimis…. Jangan jangan meruan pula.”

Selanjutnya, pertanyaan pertama, bagaimana dengan peluang Huzrin Hood di Pilgub Kepri 2020?

Saya sependapat dengan Endri Sanopaka (pengamat politik dari Stisipol), tidak bermaksud “melecehkan,” peluang tokoh Kepri ini hampir “nihil.”

Bukan hanya kondisi kekinian yang jauh dari “fair play” dalam pilpres, pileg dan pilkada, tapi, Huzrin Hood juga punya “constraint” (keterbatasan) untuk maju ke medan laga: belum jelas partai pengusung, minimnya logistik (dana operasional dari kota sampai ke desa serta pulau pulau terisolir), tidak ada jabatan formal, sehingga yang diandalkan adalah network informal.

Pertanyaan kedua: Apakah bisa ditingkan peluang dari nihil ke kompetitif? Tentu saja sangat bisa, caranya bagaimana?

Bersanding. Bersanding dengan siapa? Pilihannya bisa dengan Isdianto (Incumbent). Atau M Rudi yang saat ini Walikota Batam.

Kenapa Isdianto? Karena berdasarkan tulisan Robby Patria di koran lokal, PDIP masih belum menentukan secara resmi siapa yang akan diusung sebagai Cagub Kepri, apakah Isdianto (Plt Gub) atau Soeryo Respationo.

Jika Isdianto tak pasti dicalonkan PDIP, dan ternyata nantinya cuma calon wakil gubernur, sebaiknya Huzrin Hood segera melobi Isdianto. Tak apa mundur selangkah, menawarkan diri sebagai cawagub saja, Isdianto di Cagub.

Dengan kombinasi Isdianto-Huzrin, tak begitu besar rintangan untuk mendapatkan rekomendasi dari partai partai seperti Demokrat, Gerindra, PAN dan PKS.

Total DPT Kepri adalah 1,187 juta jiwa. Hitungan matematikanya hitungan kasar dan hipotetical jika Isdianto-Huzrin bersanding adalah: Menang di Bintan, Tanjung Pinang dan Karimun. Di tiga daerah ini bisa menang 70 persen sampai 80 persen. Karena wilayah tugas mereka dan putra daerah. Anggap saja menang 70 persen, maka suara terkumpul : 280 ribu

Kalah di Batam, karena kemungkinan lawan adalah Rudi dan Soeryo. Anggap saja suara yang dikumpulkan 40%, dalam angka: 255 ribu.

Lalu fifty fifty untuk daerah Natuna, Lingga dan Anambas. Suara dalam angka: 74 ribu. Maka, total suara adalah 609 ribu. Jika dipersenkan adalah 51 persen. Menang. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *