Rencana pembangunan jalan tol sepanjang 25 kilometer (Km) di Batam, disepakati, namun menggunakan jalan protokol. Usulan Wali Kota Batam, Rudi agar dibangun dengan jalur baru, tidak disetujui.
BATAM – Namun menyetujui desain yang sebelumnya digagas Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama pemerintah pusat sebelumnya, dengan menggunakan jalan protokol, dari Bandara Hang Nadim menuju Pelabuhan Batuampar dan dari Batuampar menuju Mukakuning.
Demikian diakui HM Rudi kepada wartawan, saat ditanya kelanjutan rencana tol di Batam, yang diwacanakan sejak beberapa tahun lalu. ”Tol sudah kita sepakati bersama tim Kementerian PUPR. Jadi dari bandara, ke pelabuhan ke Batuampar dan ke Mukakuning,” ungkap Rudi.
Demikian, diakui jalan tol nanti akan menggunakan jalan umum yang ada. Di mana, jalan yang digunakan merupakan jalan protokol, yang merupakan jalan nasional. ”Pakai jalan umum atau jalan protokol sekarang,” bebernya.
Menurutnya, jalur baru tidak disepakati, karena akan ada ribuan rumah yang harus diselesaikan. Selain biaya tinggi untuk ganti rugi, juga membutuhkan waktu lama dalam menyelesaikan pembukaan jalur baru.
”Tidak buka baru, karena ada ribuan rumah yang harus diselesaikan. Butuh dua tahun menyelesaikan. Kalau mau cepat, disepakati pakai jalan protokol,” ujar Rudi.
Namun kapan waktu pembangunan jalan tol, Rudi mengaku tidak tahu, karena keputusan kapan dimulai pengerjaan, ada di tangan pemerintah pusat. Namun dirinya sudah sepakat untuk menyetujui, untuk membantu penertiban, saat ada bangunan yang mengganggu proses pembangunan jalan tol.
”Kapan mau dimulai, terserah menteri. Saya hanya menandatangani, kalau ada yang di pinggir jalan harus digeser atau dibersihkan,” tegasnya.
Diakui, pembangunan tol di jalan protokol, dilakukan dengan menggunakan jalan yang memiliki lima lajur. Sementara jalan protokol yang masih tiga lajur, akan ditambah menjadi lima lajur.
”Kan ada yang tiga sampai lima lajur. Jadi yang tiga lajur, akan ditambah jadi lima, dan kita pakai dari sana,” beber Rudi.
Sementara untuk tol dimaksud, apakah menggunakan jalur atas jalan dengan menggunakan badan jalan untuk pemasangan tiang, Rudi mengaku tidak tahu. ”Bangun tol dari bawah atau atas, tergantung pusat saja. Kan anggaran dari mereka semua,” imbuhnya.
Sebelumnya, saat sebelum menjadi Ex Officio, Rudi menyikapi usulan pembanguan tol yang sudah lama digagas BP dan pemerintah pusat. Saat tahun lalu, Rudi meminta agar jalan tol menggunakan jalur baru, untuk membuka jalan baru, dari Batuampar, melewati Batam Centre, dekat pinggir pantai, kemudian kearah Bengkong, kemudian Batuampar.
Awalnya, jalan tol 25 Km disiapkan dengan menggunakan jalan protokol. Jalan tol yang direncanakan dibangun di Batam, masuk dalam proyek strategis nasional Indonesia, tahun 2018. Rencana pembangunan itu juga dimuat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018.
Di pihak lain, Badan Pengusahaan (BP) Batam, sudah menyiapkan rencana penyusunan DED jalan tol pada tahun 2014. DED tol ini dimasukkan dianggaran Badan Pengusahaan (BP) Batam. Jalan tol itu rencananya dijadikan sebagai jalur bagi kendaraan-kendaraan berat yang membawa bahan dan hasil industri berat.
Saat itu, BP dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menandatangani MoU tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian di Batam. Direncanakan, rel kereta api akan dibangun diatas ROW jalan yang 100-200 meter. Nanti dibuat haltenya, jadi persinggahannya, di setiap halte.
Sementara pengakuan Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) 1 Kepri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endry Z Djamal, jalan tol dari bandara ke Mukakuning dan Batuampar, akan dilakukan (pembangunan) bertahap.
Sementara untuk fly over Simpang Kabil, Endry mengaku sudah menindaklanjuti. Diharapkan, tahun 2020 sudah mulai dilakukan proses pengerjaan.
”Mudah-mudahan dimulai 2020. Ada permintaan Kepala BP ke Menteri PUPR untuk segera membangun. Itu yang paling dirasakan (kebutuhan),” sebut Endri.(MARTUA)