Tak Berkategori  

30 Anak Imigran Akan Sekolah di Negeri

BATAM – Pihak Dinas Pendidikan Pendidikan Kota Batam masih menunggu persetujuan Walikota Batam HM Rudi untuk menampung anak-anak imigran pencari suaka agar bisa sekolah di sekolah negeri.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan pihaknya berencana meletakkan anak-anak tersebut di SDN 001 Lubukbaja.

”Mereka kan sekarang tinggalnya di Hotel Kolekta. Maka kita carikan sekolah terdekat, yang ada itu SDN 001 Lubukbaja. Di situ nanti kita tampung. Tapi tentunya atas persetujuan Walikota Batam,” kata Hendri di Batam Centre.

Berdasarkan pendataan Dinas Pendidikan, ada sekitar 30 anak usia sekolah dasar yang berada di rombongan pencari suaka tersebut. Demi memenuhi kebutuhan dasar anak-anak ini atas pendidikan, pemerintah daerah membuka kesempatan dengan menampung di sekolah negeri setempat.

Hendri mengatakan apabila disekolahkan di negeri, tidak ada biaya yang harus dibayar International Organization of Migration (IOM) untuk anak-anak tersebut. Karena memang pada dasarnya sekolah negeri tidak dipungut biaya alias gratis.

”Tapi mungkin kalau mereka perlu guru khusus terkait bahasa misalnya, maka IOM yang biayai. Kalau misalnya ke sekolah swasta, kan ada biayanya itu, mereka juga yang menanggung,” ujarnya.

Jumlah imigran pencari suaka di Kota Batam mencapai ratusan. Mereka ditempatkan di dua lokasi yaitu Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Sekupang dan Hotel Kolekta di Lubukbaja.

Imigran yang sudah berumah tangga dan memiliki anak umumnya ditempatkan di penampungan sementara di Hotel Kolekta. Fasilitas pendidikan merupakan salah satu yang mereka tuntut saat aksi demo di pertengahan 2018 lalu.

SDN 001 Lubuk Baja merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yang beralamat di Tanjunguma-Batam.

Seperti diberitakan Agustus lalu, ratusan pencari suaka di Batam dan Tanjungpinang menggelar demo agar mereka dikirim ke negara ketiga yang mau menerimanya.

Para pencari suaka ini berasal dari Afghanistan, Sudan, Pakistan dan Somalia. Mereka demo ke Kantor Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM).

Pencari suaka ini membutuhkan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Pembatasan ruang gerak dan waktu beraktivitas selama tinggal di hotel menjadi permasalahan besar karena mereka tidak ingin menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermanfaat.

Pencari suaka merasa ada harapan besar untuk menjadi anak bangsa negara tertentu, dapat bekerja, memiliki pendidikan dan hidup dalam kondisi aman.

”Kami bukan pelaku kejahatan. Kami ini meninggalkan negara kami yang sedang berkonflik. Kami kehilangan keluarga,” kata salah satu Imigran. (mbb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *