Tak Berkategori  

Kapolsek Ajak Pelajar Memahami Makna Pancasila

BINTAN – Sejumlah Kapolsek di jajaran Polres Bintan menjadi pembina atau inspektur upacara pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Selasa (1/10) kemarin. Dalam amanatnya, Kapolsek meminta agar pelajar memahami makna Pancasila dan meningkatkan rasa nasionalisme.

Plt Kapolsek Gunung Kijang Iptu Ngatno diundang sebagai pembina upacara di SMAN 1 Toapaya, pagi kemarin. Dalam amanatnya, Iptu Ngatno mengingatkan kepada seluruh pelajar SMA Negeri 1 Toapaya agar bisa memaknai Hari Kesaktian Pancasila dengan baik.

”Supaya kita tidak mudah dipecah belah oleh pihak lain. Mari kita tingkatkan nasionalisme untuk keutuhan NKRI,” ujar Ngatno.

Ngatno juga berpesan agar pelajar agar selalu mematuhi aturan yang tertulis, maupun yang tidak tertulis. Di era sekarang, Ngatno berharap kepada pelajar, untuk tidak mudah terprovokasi dengan pemberitaan yang belum tentu dengan kebenarannya. Berita ujaran kebencian, saat ini juga sedang viral.

”Jangan terpedaya dengan berita yang bersifat provokasi negatif di media cetak, media elektronik maupun media sosial. Karena saat ini, tugas siswa siswi sekalian adalah belajar menuntut ilmu. Bukan untuk mengikuti hal hal yang dapat merugikan diri sendiri, orang tua dan nama baik sekolah,” pesannya.

Pada kesempatan lain, Kanit Binmas Polsek Gunung Kijang Iptu Masnur menjadi irup di SMPN 17 Toapaya. Dalam kesempatan ini, Iptu Masnur juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengajak agar pelajar selalu tekun dalam belajar. Karena, pelajar merupakan generasi bangsa.

”Jangan melakukan hal yang bisa merugikan diri sendiri,” ujarnya.

Pada kesempatan lain, Kapolsek Tambelan Ipda Missyamsu Alson menjadi Irup di SMAN 1 Tambelan. Dalam pengarahannya, Ipda Missyamsu Alson menjelaskan tentang makna dari lima sila dalam Pancasila. Makna ini mesti dijadikan pedoman bagi kalangan pelajar, dalam kehidupan sehari-hari. (fre/dri)

Seperti sila pertama, Ketuhanan yang maha esa. Bahwa dalam bertindak sehari-hari agar dilandaskan dengan keyakinan adanya Tuhan. Sila kedua mengandung arti, bahwa perbuatan berlandaskan prikemanusiaan yang penuh adab. Sila ketiga, agar memupuk persatuan mulai dari sekolah. Karena dengan bersatu, semua beban akan menjadi ringan.

Sila keempat, suatu organisasi dipimpin oleh wakil rakyat yang sudah ditunjuk. Rakyat Indonesia harus mempercayai pemimpin yang dipilih tersebut. Sila kelima, pemimpin harus bertindak adil.

“Alhamdulillah, saya juga memberikan penghargaan kepada sekolah dan siswa yang aktif di ekstrakurikuler bidang media,” sebut dia. (fre/dri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *